Selasa, 22 November 2011

Bola vs Islam, Emang Gue Pikirin

Garuda di dadaku
Garuda kebanggaanku
Ku yakin hari ini pasti menang

Itulah yel2 yang kudengar langsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno Senayan, tapi tunggu dulu, aku pun tidak benar2 berada disana saat Indonesia melawan Malaysia di partai final sepak bola SEA Games XXVI yang dimana Indonesia menjadi tuan rumah. Aku mendengarnya hanya dari kotak ukuran 14” di Faruqi. Ada lagi suara cemoohan ketika Malaysia menguasai bola ataupun saat pemain Malaysia melakukan pelanggaran. Keadaan di GBK pun bila dilihat dari layar kaca sangat penuh sekali. Stadion terbesar dan tertua di Indonesia yang awalnya berkapasitas 100ribu tempat duduk akhirnya menyusut menjadi 80ribu tempat duduk karena direnovasi sekitar tahun 2007 untuk menghadapi Piala Asia. Meskipun jarak dari rumahku yang di tangerang dan GBK hanya memerlukan waktu 2 jam (kalau di Jakarta waktu 2 jam di perjalanan masih dikatakan normal, saking macetnya) tapi aku belum pernah sekalipun menginjakkan kaki di daerah SUGBK itu, aku hanya bolak-balik melewatinya, ya melewati jalan didepannya. Kalau ada pertandingan final sepak bola yang melibatkan Indonesia, pasti daerah Senayan macet toatal, bahkan 2 jam sebelum kick off dimulai.

Berbicara tentang Malaysia vs Indonesia, mungkin bisa dibilang ini adalah pertandingan klasik apalagi bila tentang sepak bola. Mungkin bisa di analogikan itu seperti El Clasico antara Real Madrid dan Barcelona atau perang derby antara Inter Milan vs AC Milan, atau yang sedang hangat sekarang itu Man United vs Man City dimana selalu menampilkan partai yang panas, keras, dan penuh emosional. Tidak salah memang bila kedua tim ngotot menampilkan yang terbaik dan berusaha untuk menang, tapi tentu saja harus sportif. Final sepak bola antara Indonesia dengan Malaysia bisa dibilang ini merupakan hiburan rakyat yang paling diminati, dimana saat mendekati hari H, semua mata menuju kesana melupakan sejenak persoalan yang sebenarnya terjadi di negeri ini, paling tidak sebagai pengalih perhatian agar tidak selalu stres.

Ganyang Malaysia adalah slogan bagaimana supporter Indonesia sangat Fanatik terhadap timnas Garuda. Harimau Malaya merupakan musuh yang harus dipermalukan dan musuh utama dibandingkan dengan tim lainnya. Sehingga persoalan seperti carut marutnya kompetisi dalam negeri, kebijakan yang diambil pengurus PSSi sekarang dan banyak peraturan yang dilanggar menjadi “sedikit terlupakan”, mereka mengalihkannya kepada slogan Ganyang Malaysia, penduduk Indonesia bersatu padu dengan sekuat tenaga sampai tetes darah penghabisan untuk mendukung timnas garuda mengganyang Harimau Malaya. Mereka sepaham, setujuan, untuk mgalahkan Malaysia.

Nah sekarang masuk pada intinya.
Di dalam Al Quran sudah dituliskan bahwa Dajjal akan turun, dimana ciri-ciri dajjal pun sudah dijelaskan. Melihat kondisi umat yang saat ini terpecah belah, banyaknya harokah, berbedanya cara yang dilakukan bahkan sampai menjunjung tinggi ashobiyah yang dianutnya, masalah yang bersifat cabang membuat Islam saat ini sulit bersatu. Islam disibukkan dengan agenda-agenda internal yang menguras tenaga hingga lupa musuh yang sebenarnya sudah mengintai. Bahkan dengan mudah, musuh Islam mengadu domba dan musuh Islam sudah menyiapkan kedatangan dajjal. Itulah mengapa (menurut saya) dajjal itu muncul, yak arena agar Islam itu bersatu, agar Islam mempunyai Musuh bersama, agar Islam tahu bahwa musuh mereka itu sama dan Islam harus bersama-sama untuk mengalahkannya. Sehingga mau tidak mau Islam itu harus melupakan masalah internal dan dituntut untuk merekatkan ukhuwah bersama dengan amal jama’I untuk menghancurkan dajjal. Umat islam saat ini memerlukan pembanding yang sangat bertolak belakan dengan Islam dan dijadikan musuh bersama untuk mengalahkannya. Sudah saatnya kita
1    .      Menunjukkan kembali komitmen kita kepada Islam
2    .      Melupakan perpecahan Internal
3    .      Menambah pemahaman terhadap Islam
Atau kita menunggu datangnya musuh bersama itu, baru kita Bersatu??

Nah sekarang yelnya ganti
Islam di dadaku
Islam kebanggaanku
Ku yakin hari ini kita menang

Jumat, 18 November 2011

Wahai Ibuku


Tumpukan kertas tergelatak dihadapanku. Di kursi kayu ini aku memikirkan apa yang harus dilakukan. Sebenarnya yang harus kulakukan itu sudah aku list, sebagian sudah terlaksana, ada yang benar-benar selesai, ada juga yang hanya sebagian kecil dan sebagian besar. Masalahnya tugas yang harus kukerjakan baru kuselesaikan sebagian kecil, karena bahan yang kucari di mbah google tidak sesuai dengan yang ada dalam gambaranku. Belum lagi undangan dari Forsalma (Forum Silaturahmi Alumni TAMA), yang terus menghiasi layar 5233 ku.Ya TAMA adalah rohis di SMA ku dulu, yang sudah membuatku seperti ini. Isinya adalah undangan untuk sabtu dan ahad ini untuk mengisi di Ngawi. Apa aku ketularan dengan virus yang namanya “galau” ya, sudah sering aku mendengar ini dan melihatnya menjangkiti ke teman-temanku, mulai dari teman 1 angkatan, 1 jurusan, 1 lembaga organisasi, dan kayaknya sekrang menyerang aku. Aku menulis ini pun untuk membuang rasa galau itu. Hitung-hitung waktuku tetap bermanfaat meskipun sedang Galau.

Kebetulan saat ini adalah hari ulang tahun seorang perempuan/wanita/putri yang sangat berpengaruh kepadaku. Yang sudah mengarahkan hidupku, yang sudah membimbing dan menemaniku selama ini hingga tetes keringat terakhir. Ya dia adalah Ibuku yang berulang tahun tepat ke 51 tahun. Selamat ulang tahun ya bu. Semoga panjang umur dan selalu diberkahi oleh Allah SWT dan semoga juga cepat dapat cucu (hehee, maksudnya apa ni). Ya kurang lebih begitulah isi pesan singkatnya yang kukirim kepada beliau. Mohon maaf sekali ya bu hanya itu yang bisa kuberikan dan hanya restumu yang mengantarkan aku hingga terus berjuang di sini. Meskipun ada beberapa pemikiran yang kadang berbeda antara pemikiranku dan ibu, Aku akan mencoba untuk memberikan pengertian kepada Ibu, agar kita bisa mencapai tujuan akhir kita bersama, apalagi kalau bukan surgaNya.

Langsung saja setelah itu ibuku telpon ke 5233 milikku.
Assalamualaikum, ya bu?? Jawabku
Aku langsung saja diberondong dengan pertanyaan yang sering kudengar
Le, gimana?disana sehat kan? Jangan sampai sakit
Makan yang teratur ya?
Sudah ikut les bahasa inggris belum? Itu penting lo untuk TOEFL mu?
Gimana sekarang sudah nyususn-nyusun tugas akhir?
Sekarang sibuk apa? Masa tiap hari rapat terus?

Aku Cuma bisa mengatakan “iya bu, insya Allah”
Oh iya, aku juga buat puisi untuk Ibuku meskipun amatiran

Ibu aku disini karenamu

Aku disini karena perjuanganmu
Aku disini karena keringat dan kerja kerasmu

Meskipun kadang berseberangan pemikiran
Itu tidak akan menjadi halangan
Untuk terus berbakti

Maaf atas semua kesalahan
Hanya doa dan restu ibu yang kuharapkan

Seperti apapun ibu kita, beliau tetap ibu kita, kita harus tetap berbakti kepadanya dengan sesuai ajaran Islam. Seperti kisah salah seorang sahabat rasul ketika dia diancam oleh ibunya.
Anakku, kau memilih agamanya Muhammad atau mengikuti agama nenek moyangmu, bila kau memilih Muhammad, maka aku akan bunuh diri.
Dan dengan tegas sahabat rasul tersebut berkata. Wahai ibuku, meskipun engkau memiliki sembilan nyawa, aku akan tetap berada pada ajaran Islam ini tapi aku akan tetap menghargai dan berbakti kepadamu karena kau adalah ibuku.

Kamis, 29 September 2011

Kutunggu Janji Itu

Saudariku,
Kutunggu janji itu
Janjimu 2 tahun lalu
Masih ingatkah kau?!
Ramadhan 2 tahun lalu
Saat kita masih mahasiswa baru
Kau memakai pakaian itu
Baju lengan panjang dan jilbab warna biru
Kukira kau sudah memutuskan sesuatu
Ingatkah kau?!
Ketika kuulurkan tanganku
Untuk mengucapkan selamat kepadamu
Namun kau berkata:’nanti dulu’
Aku heran kenapa kau berbuat seperti itu
Kau pun melanjutkan:’aku belum siap untuk itu’
Kukira kau akan berubah dari yang dulu
Kau mengatakan lagi:’Ramadhan tahun depan insya Allah akan kulaksanakan perintah itu’

Satu tahun pun berlalu
Ramadhan pun berlalu
Namun tak kunjung pula kau memenuhi janji itu
Bukanlah janji kepadaku
Namun janji kepada Penciptamu
Apakah gerangan yang membuatmu ragu?

Orang tuamu?!
Kurasa tidak,karena ku mengenal siapa orang tuamu

Rambut indahmu?!
Merasa tidak PD tanpa terlihatnya mahkotamu?!
Merasa terbelenggu dengan jilbabmu?!
Merasa belum pantas untuk itu?!
Atau merasa belum siap untuk itu?!
Masih banyak alasan lain yang bisa dikemukakan bila kau mau

Wahai Saudariku,
Hampir 2 tahun berlalu
Ramadhan pun akan segera menyeru
Akankah kau penuhi janji itu?!
Janjimu pada Penciptamu
Untuk melaksanakan perintah itu
Untuk menghijabi dirimu
Kutunggu janji itu hingga kapan pun kau mau dan tak ragu
Namun ingat saudariku
Umur kita tak ada yang tahu
Apakah Ramadhan kan menyeru?!
Yuk, gunakan sebaik-sebaiknya waktu

sumber : dakwatuna.com

Usia vs Umur


Mungkin diantara kita sering sekali merayakan hari lahir kita setiap tahunnya. Tentunya kebanyakan orang juga merayakannya dengan suka cita, diiringi doa, hadiah, kue ulang tahun dan banyak orang-orang yang kita cintai serta menyanyikan lagu selamat ulang tahun. Atau bahkan budaya itu mulaimemudar ketika kita masuk ke jenjang pendidikan SMP atau SMA. Dimana pada saat itu yang awalnya dari kue tadi menjadi acara “penyiksaan diri sendiri” seperti diceburkan ke dalam kolam yang bau, dilempari dengan telur, dilumuri terigu dan bahan-bahan lainnya. Hal tersebut berlalu dengan begitu saja yang tentu saja mubazir. Kalau kita lihat dari inti ceritanya, atau hikmahnya, atau ibrohnya, atau kandungannya atau maksud dari ceritanya ulang tahun atau milad itu adalah mengharuskan kita untuk bersyukur karena sudah diberi umur yang lebih, tapi kita juga sedih karena jatah hidup kita di dunia ini semakin berkurang setiap waktunya sehingga bila tidak digunakan secara maksimal, maka akan rugilah kita.
Berapakah umur kita sekarang?20, 21, 22, 23, atau bahkan 25? Berapapun umur kita sekarang, ya itulah umur kita. Tapi bagaimana dengan usia kita? Umur… Usia…, apa bedanya? Kalau dilihat dari kamus besar bahasa Indonesia dan insya Allah valid karena disahkan oleh Negara, usia itu adalah sama dengan umur. Sedangkan umur itu lama kita hidup di dunia atau planet bumi ini dan dihitung berdasarkan tahun masehi. Akan tetapi apakah kita hanya menganut kedalam KBBI itu. Coba kita renungkan seperti ini, Usia kita harus lebih panjang daripada umur kita. Maksudnya? Dengan begitu antara umur dan usia mempunyai pengertian yang berbeda. Kita tancapkan dalam pikiran bahwa umur adalah suatu masa/waktu dimana waktu tersebut dimulai saat kita lahir didunia dan berakhir saat kita meninggal. Sedangkan usia adalah suatu waktu atau massa dimana waktu tersebut dimulai saat kita melakukan kebaikan dan berakhir saat kita tidak melakukan kebaikan itu lagi. Tambah Binguung?? Jadi maksudnya adalah, usia kita harus lebih panjang daripada umur kita. Misal begini. Saat ini umur si fulan adalah 20 tahun karena dilahirkan tahun 1991, nah itu belum tentu usia si fulan adalah 20 tahun, karena fulan baru melakukan hal-hal yang baik saat usia 9 tahun (baligh), berarti usia si fulan baru 11 tahun. Lalu tiba-tiba di umur ke 80 pada tahun 2071, si fulan meninggal. Bagaimana dengan usianya? Apakah itu berarti usia (melakukan kebaikan) si fulan adalah 80-9=71 tahun? Ingat, kita harus memiliki usia yang lebih panjang daripada umur kita. Oh … ternyata si fulan sebelum meninggal memberikan tanahnya untuk diwakafkan dan didirikan masjid. Ingatkah kita dengan 3 amal yang tiada putus meskipun dia sudah meninggal? Doa anak yang shalih, Ilmu yang bermanfaat, dan amal jariyah.
Sehingga dengan begitu, hingga tahun 2100, maka usia dari si fulan ini tidak berhenti sampai disitu dan usia si fulan dapat mengalahkan umurnya. Ayo berlomba-lomba dalam kebaikan.

Kepada semua orang yang ada di dunia, hal Aku dedikasikan untuk anda agar umur dan usia anda menjadi lebih bermanfaat

Sabtu, 17 September 2011

Be The Next Muslimah


Kaum feminis bilang susah jadi wanita, lihat saja peraturan dibawah ini:
1. Wanita, Auratnya lebih susah dijaga (lebih banyak) dibanding lelaki.
2. Wanita, Perlu meminta izin dari suaminya apabila mau keluar rumah tetapi tidak sebaliknya.
3. Wanita, Saksinya (apabila menjadi saksi) kurang berbanding lelaki.
4. Wanita, Menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki.
5. Wanita, Perlu menghadapi kesusahan mengandung dan melahirkan anak.
6. Wanita, Wajib taat kepada suaminya, sementara suami tak perlu taat pada isterinya.
7. Talak, Terletak di tangan suami dan bukan isteri.
8. Wanita, Kurang dalam beribadat karena adanya masalah haid dan nifas yang tak ada pada lelaki.

Itu sebabnya, Mereka tidak henti-hentinya berpromosi untuk "MEMERDEKAKAN WANITA". Tapi, pernahkah kita lihat sebaliknya (kenyataannya) ?

1.     Ibarat Benda yang mahal harganya akan dijaga dan dibelai serta disimpan ditempat yang teraman dan terbaik, sudah pasti intan permata tidak akan dibiar terserak bukan?
Itulah bandingannya dengan seorang WANITA.
2. Wanita perlu taat kepada suami, tetapi tahukah lelaki wajib taat kepada ibunya 3 kali lebih utama daripada kepada bapaknya?
3. Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki, tetapi tahukah harta itu menjadi milik pribadinya dan tidak perlu diserahkan kepada suaminya, sementara apabila lelaki menerima warisan,ia perlu/wajib juga menggunakan hartanya untuk isteri dan anak-anak.
4. Wanita perlu bersusah payah mengandung dan melahirkan anak,tetapi tahukah bahwa setiap saat dia didoakan oleh segala makhluk, malaikat dan seluruh makhluk ALLAH di muka bumi ini, dan tahukah jika ia mati karena melahirkan adalah syahid dan surga menantinya.
5. Di akhirat kelak, seorang lelaki akan dipertanggungjawabkan terhadap 4 wanita, yaitu : Isterinya, ibunya, anak perempuannya dan saudara perempuannya. Artinya, bagi seorang wanita tanggung jawab terhadapnya ditanggung oleh 4 orang lelaki,yaitu : suaminya, ayahnya, anak lelakinya dan saudara lelakinya.
6. Seorang wanita boleh memasuki pintu syurga melalui pintu surga yang mana saja yang
disukainya, cukup dengan 4 syarat saja,yaitu: Sholat 5 waktu, puasa di bulan Ramadhan, taat kepada suaminya dan menjaga kehormatannya.
7. Seorang Lelaki, wajib berjihad fisabilillah, sementara bagi wanita jika taat akan suaminya, serta menunaikan tanggungjawabnya kepada ALLAH, maka ia akan turut menerima pahala setara seperti pahala orang pergi berjihad fi sabilillah.
Demikian sayangnya ALLAH pada wanita... kan
Yakinlah, Bahwa sebagai dzat yang Maha Pencipta, yang menciptakan kita, maka sudah pasti Ia yang Maha Tahu akan manusia. Jagalah isterimu karena dia perhiasan, pakaian dan ladangmu, sebagaimana Rasulullah pernah mengajarkan agar kita (kaum lelaki) berbuat baik selalu (gently) terhadap isterimu.
Adalah sabda Rasulullah bahwa ketika kita memiliki dua atau lebih anak perempuan, mampu menjaga dan mengantarkannya menjadi muslimah yang baik, maka surga adalah jaminannya. (untuk anak laki2 berlaku kaidah yang berbeda).
Berbahagialah wahai para muslimah! Jangan risau hanya untuk apresiasi absurd dan semu di dunia ini. Tunaikan dan tegakkan kewajiban Agamamu, niscaya surga menantimu... Amin

Sabtu, 27 Agustus 2011

Part 1


Tangerang Selatan –
TIDAK ADA KATA TERLAMBAT DALAM MENGEJAR SESUATU

Puncak arus mudik di daerah cikampek mencapai pincaknya pada hari ini, jumat 26 Agustus 2011. Hingga pukul 23.00, banyak pemudik yang memadati jalan-jalan utama. Jumlah pemudik diperkirakan akan terus bertambah hingga besok Sabtu, baik yang menggunakan mobil pribadi ata sepeda motor. Petugas kepolisian pun berjibaku untuk terus mengatur keadaan lalu lintas dengan mengalihkan ke jalur lain, sistem buka tutup dan jalur 3-1.

Seperti itulah semua berita menampilkan berita-berita terkait arus mudik 2011 yang mulai mengalami puncaknya di H-3 lebaran 2011 ini.

Bila kita melihat, fenomena mudik ini, maka hal ini sepertinya hanya terjadi di Indonesia saja. Ya mudik sudah menjadi suatu tradisi rutin bagi warga Ibu kota untuk saling bersilaturahim ke kampung halaman setelah selama satu tahun mengais rejeki di buasnya kehidupan Ibu kota. Banyak warga Ibu kota yang rela untuk bermacet-macet dan berpanas-panas ria di jalan untuk mengunjungi keluarga di tempat asalnya meski hanya 2 atau 3 hari. Bila kita melihat arti dari mudik itu sendiri, maka yang dapat kita ambil adalah rasa kekeluargaan yang ada di warga Indonesia. Rasa bakti kepada orang tua di kampung menjadi hal yang harus dilakukan. Mereka teringat bagaimana dulu di kampung, untuk mencari sesuap nasi saja sulit, akhirnya jadilah mereka merantau ke kota besar, mencari rezeki disana. Sekarang ketika sudah menjadi orang besar, mereka harus ingat, darimana mereka berasal. Karena pada akahirnya mereka juga akan kembali kepada asalnya. Bahkan tak lupa mereka juga mengajak anak2 mereka untuk berkunjung ke kampung orang tuanya. Hal itu untuk memberikan suatu pelajaran berharga untuk belajar darimana kehidupan asal orang tuanya berasal. Meskipun anak2 lahir di kota besar dan besar disana, anak2 juga harus tahu tentang kehidupan sebenarnya dan menyambung tali silaturahim secara berkelanjutan. Karena dengan ritual mudik, anak2 akan kenal dengan keluarga besar orang tuanya sehingga kelak ketika orang tuanya meninggal, anak2 tetap bisa menjalin tali silaturahim dengan keluarga yang lain.

Saat menginjakkan kaki di tanah perumahan Bermis Serpong Asri (tempat dimana orang tuaku tinggal dan selama 7 tahun aku berada disini), tata ruang yang kurasakan tidak jauh berbeda. Desain jalan, sebagian besar belum beraspal, lapangan dengan tanah merahnya dimana disekelilingnya ditumbuhi semak2. Tiap sore Aku dan teman2ku bermain di lapangan itu. Bahkan ketika Aku mengunjungi masjid Izharul Haq di komplek rumahku, masjid itu tidak berubah secara besar-besaran. Aku masih ingat ketika dulu Aku dan teman2 sebayaku mengaji disana setiap sore. Apakah suasana itu masih ada disini ya… Bahkan ketika azan berkumandang pun aku masih ingat dengan suara khas Takmir masjidnya. Setelah sholat, Aku bertemu dengan kawan lamaku, kawan yang selama 3 tahun duduk di bangku SD yang sama. Hanya 15 menit Aku bernostal gia dengannya. Dan suasananya di komplek perumahanku juga agak berbeda. Sekarang anak2 seusiaku sudah tumbuh dewasa dan Aku tidak lagi mengenali anak2 kecil sekarang. Ah generasi sekarang mulai berganti. Dan semoga menjadi lebih baik.

Masih ingat dengan kasus-kasus mafia yang ada di negeri ini? Ya semoga dengan gencarnya berita mudik ini bukan berarti pengalihan isu media nasional dalam mengabarkan kasus2 yang terus-menerus melanda negeri tercinta. Sudah terlalu banyak konspirasi-konspirasi yang mengaburkan warga Indonesia. Sudah seharusnya kita melek media dan mampu membedakan mana berita yang hanya sekedar pengalihan isu atau berita yang benar2 isu dan kita harus mengetahuinya.

Rabu, 17 Agustus 2011

Sebentar Lagi

SURABAYA - TANGERANG - BOYOLALI - NGAWI - JOGJA - SURABAYA

tunggu beritanya . . .
jangan lewatkan, langsung dari blog ini.

Dari Anak Tangga


Terdiam duduk di atas lantai putih, ditemani dengan hembusan angin dan bergesekannya daun-daun. Cuaca panas tetap setia menemani dengan akrab kota Surabaya di tengah ancaman global warming.
Daun bergoyang tertiup angin dan menurut saja terhadap hembusannya. Wahai Robbi, Engkaulah pemilik semuanya. . .

Ketika Aku masih berada di tempat KP (Chevron), siapa tahu bisa kerja disana. Pertama-tama yang dilaksanakan perusahaan adalah memberikan penjelasan tentang peraturan perusahaan dan personal safety. Ada satu hal kecil yang masih Aku ingat, yaitu, Saat naik atau turun lewat tangga. Semua orang wajib berpegangan dengan pegangan yang ada di tangga. Dan kalau tidak, maka sudah pasti ada yang mengingatkan.

Lalu aku mencoba untuk mengetes.iseng2 ja.hee. Aku tidak berpegangan pada pegangan yang ada di tangga. Baru melewati 2 anak tangga, Aku sudah diteriaki sama satpam. “Mas pegangan mas”. Spontan saja Aku langsung pegangan. Ya selama 30 hari berada disana, membuat Aku jadi terbiasa untuk berpegangan saat naik atau turun tangga. Seperti sudah menjadi kebiasaan. Memang sie sepertinya sepele, tapi kalau Aku lihat dari maksudnya perusahaan itu bagus juga. Yaitu meminimalkan kecelakaan seminimal mungkin. Dan akhirnya, hal itu membuat pegawai disana menjadi terbiasa (anak yang KP ja jadi terbiasa, apalagi pegawainya)

Disisni kita bisa melihat, bahwa untuk merubah sesuatu itu sebenarnya cukup mudah yang penting harus berkelanjutan dan bertahap dan terus menerus. Ketika itu sudah terus menerus, maka kebiasaan itu akan terbentuk dan menjadi sifat kita pula. Karena apa, ketika kita terus dimasukkan dengan gambaran atau perlakuan sekecil apapun tapi terus menerus maka hal itu akan lebih bermakna, lebih berpengaruh daripada melakukan hal yang besar tapi Cuma sekali

Minggu, 14 Agustus 2011

Resume "Beginilah Jalan Dakwah Mengajarkan Kami"


Sampaikanlah walau satu ayat

Orang yang baik adalah orang yang bermanfaat untuk sesamanya

Tidak ada kebaikan walaupun sekecil apapun yang tidak dibalas oleh Allah, begitu juga tidak ada keburukan yang kecil yang tidak akan dibalas oleh Allah.

Allah SWT menjelaskan tiga kelompok manusia dalam masalah ini.
1.      Mereka adalah, kelompok penyeru dakwah yang salih,
2.      kelompok salihin tapi tidak menyerukan dakwah 
3.      orang-orang yang mengingkari dakwah

Nash Al-Qur’an itu merupakan peringatan bagi kami. Bahwa meninggalkan peran dakwah, tidak pernah diterima apapun alasannya. Bahkan bisa jadi sikap tersebut menundang kemarahan Allah (Musafir fi Qithari ad Da’wah, Dr. Abdil Abdullah Al Laili, 195).
Ada pula hadits Rasulullah SAW yang lainnya, Abu Bakar RA mengatakan, “ Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “ Sesungguhnya manusia jika mereka melihat kemungkaran dan mereka tidak merubahnya, dikhawatirkan mereka akan diratakan oleh Allah SWT dengan azab-Nya”. (HR. Ahmad dan Abu Daud)

Jadi jelaslah bahwa Allah tidak hanya ingin melihat hambaNya sekedar sholeh tapi harusnya muslih (mensholehkan orang lain). Bahkan kalau kita tidak saling mengingatkan satu sama lain, maka kita juga menerima dosa. Bahkan ada satu riwayat dimana bisa saja, suatu bencana ditimpakan kepada suatu kaum karena orang salih yang ada disana tidak ingin menyebarkan apa yang telah iya dapatkan. Kesalihannya hanya untuk dirinya sendiri.

Tiga Karakter Penempuh Perjalanan
1.      Kelompok Zaalimun Li Nafsihi, adalah orang-orang yang lalai dalam memepersiapkan bekal perjalanan. Mereka enggan untuk mengumpulkan apa-apa yang membuatnya sampai tujuan.
2.      Kelompok Muqtashid, adalah mereka mengambil bekal secukupnya saja untuk bisa sampai ke tujuan perjalanan. Mereka tidak memperhitungkan bekal apa yang harus dimilki dan mereka bawa jika ternyata mereka harus menghadapi situasi tertentu, yang menyulitkan perjalanannya.
3.      Kelompok Saabiqun Bil Khairaat, yakni orang-orang yang obsesinya adalah untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Mereka membawa perbekalan dan barang dagangan lebih dari cukup karena mereka tahu hal itu akan memberi keuntungan besar baginya. Selain itu mereka juga tahu bahwa di tengah perjalanan ini, sangat mungkin mereka mengalami situasi sulit yang membutuhkan perbekalan tambahan.  (Thariqul Hijratain, 236).

Dakwah ini merupakan jalan yang panjang, tidak akan ada yang tahu akan ujungnya, dan semua kewajiban harus dilaksanakan. Dakwah tidak memerlukan kita, tapi kita yang memerlukan dakwah, tanpa kita, dakwah akan tetap berjalan sesuai jalanNya. Teruslah berdakwah, menyeru kepada kebaikan hingga kefuturan itu akan futur dengan sendirinya, agar malas itu malas mendatangi kita. Bahkan bila kita sudah mengerti tentang jalan dakwah ini maka, kewajiban itu lebih banyak daripada waktu yang diberikan. Maka bila sudah selesai dengan satu urusan maka kerjakanlah urusan yang lain.
Kebersamaan kami di jalan ini adalah karena kehendak kami untuk ambil bagian dalam bangunan besar ini. Maka, sebagaimana proses membangun sebuah bangunan pada umumnya, tukang batu pasti akan memilah-milah batu bata mana yang akan ia tempatkan pada bangunannya. Tak semua batu bata diletakkan pada posisi yang tinggi, dan tidak juga harus semuanya ada di bawah. Bahkan terkadang si tukang batu, akan memotong batu bata tertentu jika dibutuhkan untuk menutup posisi batu bata yang masih kosong guna melengkapi bangunannya. firman Allah “ Jika kalian menolong (agama) Allah, niscaya Dia (Allah) menolong kalian dan mengokohkan pijakan kaki kalian.” (Muhammad 9)

Kebersamaan Kami Terikat Lima Hal
Pertama, Rabithatu al ‘aqidah (Ikatan Aqidah). Tali ikatan aqidah islamiyah yang menyatukan kami dengan jalan ini. Kesamaan imanlah yang menghimpun dan mengikat kami bersama saudara-saudara kami di sini.
Kedua, Rabithatu al fikrah (ikatan pemikiran). Sejak awal, kebersamaan kami di jalan ini memang dibangun oleh kesamaan cita-cita dan pemikiran. Kami disatukan oleh kesamaan ide, gagasan, keinginan dan cita-cita hidup yang kami yakini merupakan sarana yang bisa menyampaikan kami kepada keridhaan Allah SWT.
Ketiga, Rabithatu al ukhuwwah (ikatan persaudaraan). Tak ada yang melebihi warna jiwa kami setelah keimanan kepada Allah, kecuali suasana persaudaraan karena Allah SWT di jalan ini. Kami di jalan ini, terikat dengan ruh persaudaraan yang tulus. Ruh persaudaraan yang tersemai melalui kebersamaan kami berjalan dan memenuhi banyak tugas-tugas dakwah yang kami jalani. Kami berharap, persaudaraan kami di jalan ini adalah seperti yang digambarkan oleh Rasulullah, tentang golongan orang-orang yang dinaungi Allah di hari kiamat. Di mana salah satu golongan itu adalah : Orang yang saling bercinta karena Allah, bertemu karena Allah dan berpisah karena Allah SWT.
Keempat, Rabithatu at tanzhim (ikatan organisasi). Perencanaan dan keteraturan langkah-langkah kami di jalan ini, sudah tentu menandakan kami harus pula memiliki sebuah organisasi yang mengatur kami. Dalam organisasi dakwah ini, berlakulah ketentuan sebagaimana orang yang bekerja di dalam sebuah perusahaan, dan harus terikat dengan ragam peraturan yang diberlakukan. Seperti itulah kebersamaan kami di jalan ini.
Kelima, Rabithatu al ‘ahd (ikatan janji). Dijalan ini, kami masing-masing telah mengikrarkan janji. Janji yang paling minimal adalah janji yang tercetus dalam hati kami, dalam diri kami sendiri, kepada Allah SWT. Atau bahkan, juga janji kepada saudara-saudara perjalanan untuk tetap setia dan mendukung perjuangan. Kami terikat dengan dua jenis janji itu.

Jika olahragawan bisa mengalami masa pensiun karena usianya yang renta dan kekuatan fisiknya yang melemah. Jika seorang pegawai akhirnya menemui saat pensiun karena usianya telah melewati batas ketentuan umum kepegawaian. Jika seorang artis harus meninggalkan pentas karena keterampilan dan keindahan aktingnya telah digerogoti usianya. Tapi para juru dakwah, tidak mengenal kamus pensiun dan berhenti dari panggung dakwahnya. Kami dan saudara kami di jalan ini tidak mengetahui ada kondisi yang mengharuskan kami mundur dari gelanggang dakwah karena faktor usia, kemampuan fisik yang menurun, pikiran yang sulit difungsikan secara maksimal, atau bahkan karena kondisi eksternal yang memaksa kami untuk mundur. Singkatnya, kondisi apapun tidak akan menyebabkan kami ‘uzlah atau pergi meninggalkan jalan ini.

Inilah Jalanku


Berawal dari perkataan seorang teman. Tepat berada di sebelah pojok salah satu sudut masjid. Masjid yang menjadi pusat kegiatan yang berada di Kampus. Masjid yang selama ini menjadi tempat berkumpulnya orang-orang yang masih teguh untuk menegakkan agamaNya di jalan yang semakin banyak rintangan. Masjid di kampus perjuangan ITS yang terus berlalu untuk membawa perubahan kea rah yang lebih baik sesuai dengan jendela Masjid ini yang terus dibersihkan dalam menghadapi hembusan-hembusan angin. Melindungi penggunanya dari tiupan angin kering yang bergejolak setiap waktu. Kamis pagi pukul 06.00, beberapa orang sudah berkumpul di ruang tersebut untuk membahas hal-hal yang akan dihadapi kedepannya. Apalagi kondisi internal kampus yang masih dalam masa peralihan.

Dakwah kampus adalah hal yang tidak asing lagi bagi aktivis dakwah. Entah itu disekolah atau di kampus, pasti hal yang dilakukan kurang lebih sama. Hal yang berbeda adalah obyek yang kita hadapi dan strategi pada tiap-tiap kondisi. Tapi memasuki masa-masa semester akhir, inilah hal ang terberak yang dihadapi aktivis dakwah teutama aktivis dakwah kampus, dimana pada masa setelah wisuda sarjana, maka hal yang selanjutnya dihadapi adalah masa menunggu pekerjaan itu tiba. Seharusnya dengan adanya link yang cukup banyak sesame ADK atau alumni ADK maka bukan tidak mungkin masa ini dialami dengan singkat. Tapi tentu saja, usaha maksimal dari diri sendiri sangat dibutuhkan. Aku jadi teringat suatu kisah nyata.

Sebut saja fulan bin fulan sudah mendekati masa-masa wisuda sarjananya. Istilahnya ada waktu senggang antara ujian TA yang terakhir (dan dinyatakan lulus dengan revisi) dengan hari wisuda berkisar 2 bulan. Waktu yang cukup untuk mencari dengan sungguh suatu pekerjaan yang layak untuknya. Apalagi dia seorang ADK yang mempunyai prestasi yang cukup bagus. Semua persyaratan umum yang dibutuhkan untuk melamar kerja sudah disiapkan. Ijazah, nilai TOEFL, CV, sertifikat. Akan tetapi Allah belum memberikan kesempatan itu. Adik kelasnya meminta fulan untuk menjadi mentor selama satu semester karena dijurusan fulan berasal kekurangan mentor. Antara kebimbangan yang sangat bingung. Antara takut ditanyakan orang tua, tuntutan alur kehidupan, Malu dengan diri sendiri karena masih minta kepada orang tua dan berbagai pikiran didalam pikirannya.  Akhirnya dia memilih dakwah, ya fulan lebih mengajari adik-adik barunya untuk belajar lebih jauh tentang Islam. Tidak ada keraguannya sedikit pun di hatinya.Setelah empat bulan, tiba-tiba ada seseorang yang memberikan surat kepadanya yang isinya sungguh diluar dugaan. Selama empat bulan fulan tidak pernah memikirkan pekerjaan kedepan, tiba-tiba saja surat panggilan itu datang sendiri. Bahkan segala persyaratan yang dibutuhkan dikirim nanti saja. Yang penting mengisi pekerjaan dulu. Subhanallah . . .

Ya begitulah Allah telah memberikan jalan kepada orang-orang pilihanNya. Tapi ingat juga teman, dakwah tidak mengenal usia. Dakwah tidak mengenal pensiun, dakwah tidak menginal tempat dan waktu. Setiap hari dakwah harus tersampaikan. Tidak aka nada libur, tidak aka nada bersantai-santai. Setiap waktu harus direncanakan membahas strategi yang tepat untuk menyampaikan.

Itu merupakan salah satu poin dalam dakwah dimana Allah bisa menolong hambaNya…

Tapi ingat teman, ketika kita sudah bisa melewati suatu ujian maka Allah akan memberikan ujian yang akan lebih sulit dan sulit lagi. Sama seperti seorang dosen, dimana dia akan memberikan soal-soal hingga mendekati limit berpikir yang bisa dipecahkan anak didiknya. Dengan begitu dosen itu akan lebih tau segala kemampuan yang dimiliki anak didiknya.

Setelah dakwah kampus, lalu pekerjaan, lalu keluarga, dan itulah yang akan dihadapi. Tidak hanya berhenti pada suatu titik saja. Dan dakwah tidak pernah mengenal kata berhenti. Seperti suatu kapal laut yang berlayar di samudera luas, apabila kondisi kapal itu kotor atau bahkan dalam kondisi terburuk, apakah kita akan menceburkan diri kita ke laut??

Rabu, 03 Agustus 2011

Nostalgia . . .


 
 
 
 
 
Ukhuwah juga penting....
 
 
 
 
 
 
 
 
Saat mengikuti workshop dari Kemenristek RI

Survei Hidrografi














PSI 3, Salah satu agenda Kaderisasi JMMI ITS

Closing Ceremony antara SC dan OC RDK 31JMMI ITS

Senin, 01 Agustus 2011

Kembalikah Ia?


Jam menunjukkan pukul 13.07 WITA, dimana matahari sudah berjalan lewat tepat diatas kepala. Langit cerah masih menghiasi kota Balikpapan dengan mottonya, kubangun, kujaga, kubela. Angin berhembus sepoi-sepoi membuat Aku sedikit teringat-teringat kejadian yang pernah Aku alami, rasanya Aku kangen dengan semua itu.

Tak terasa, sudah satu bulan lebih aku telah meninggalkan pulau jawa, pulau dimana Aku dibesarkan dengan banyak kisah didalamnya. Tujuanku ke Pulau Kalimantan ini hanya untuk sekedar OJT / KP di salah satu perusahaan yang  bergerak dibidang migas. Meeskipun hanya satu bulan, tetapi ilmu yang didapat sungguh sangat bermakna yang mungkin tidak akan aku dapatkan di pulau Jawa. Dengan membawa misi rahasia dan semoga Allah mengabulkannya, aku pergi berdua dengan teman sekelompokku.

Balikpapan merupakan salah satu kota besar di Kalimantan (Mungkin lebih besar dari Samarinda), dimana daerahnya berbukit-bukit, Bahkan dari daerah Kantor Utama Chevron, Aku bisa melihat gambaran Balikpapan yang cukup menarik. Suasananya memang panas, tetapi tidak seterik dan sepanas Surabaya. Untuk biaya hidup, sekitar 15 – 25 ribu per porsi (setara dengan 5 – 10 ribu kalau di Surabaya). Di Balikpapan juga masih kental dengan adatnya, tetapi sudah agak modern, jadinya lewat ormas gitu. Yaitu perang antara Suku Dayak dan Bugis, dan perangnya pun lebih modern. Tidak dalam satu ruangan, tidak dibelang sebuah meja, dan bukan juga adu pemikiran / keahlian. Tapi Adu Badan, alias semacam tawuran langsung. Bahkan polisi pun kerepotan dengan adanya kerusuhan ini.

Obyek Wisata yang pernah dikunjungi

Pantai Manggar
Pantai yang menurut cerita yang Aku dengar sangat bagus dan terkenal di Indonesia. Dibutuhkan waktu sekitar 45 menit untuk pergi kesana dari kost. Ternyata pantainya cukup indah juga. Banyak ditumbuhi pohon kelapa, tapi katanya kondisi Manggar saat ini tidak sebersih beberapa tahun yang lalu. Disinipun aku sempat bermain Bola dan naik Banana Boat

Penangkaran Buaya
Disinilah jika ingin melihat bagaimana buaya dirawat, letaknya dekat Pantai Manggar. Sekitar 5 – 10 menit dari pantai yang sudah terkenal di Indonesia ini. Disini kita bisa melihat buaya dengan berbagai ukuran. Tiket masuk sebesar 10ribu. Tempatnya agak kecil, tidak seperti yang Aku bayangkan. Oh iya, disini aku bertemu dengan pedagang asal Ngawi, bernostalgia deh jadinya tentang Ngawi. Sudah 7 tahun mas penjual pentol campur telur ini tinggal di Balikpapan. Katanya rumah aslinya di Desa Dawu.

Pasar Kebun Sayur
Kalau yang pernah ke Bali, pasti tahu Pasar Sukowati. Ya seperti itulah Pasar Kebun Sayur. Disini menjual berbagai macam oleh-oleh khas Balikpapan. Mulai dari kaos, gelang, amplang, perlengkapan safety. Yang pandai tawar menawar bisa mengasah kemampuannya disini.

Kilang Minyak
Namanya juga kota minyak, pasti banyak kilang minyak disepanjang garis pantai kota Balikpapan. Pemandangan yang jarang dilihat di Jawa, dimana banyak pipa dan kilang. Dimana aktivitas dalam mengurus migas berlangsung secara continue. Migas dari Balikpapan menghidupi kota-kota dibagian timur Indonesia.

The Balikpapan Plaza Trade Center
Samalah seperti mall-mall seperti biasa, tidak ada yang khas. Cuma disini Aku sempat melihat Harry Potter yang ke tujuh Part 2.  Animonya tidak begitu ramai dibandingkan dengan di Jawa. Tapi kalau Harry sudah bergelut dengan mengurusi reliku kematian, apakah kita sudah siap menghadapi reliku kehidupan. Apakah kita sudah siap dengan tujuan yang kita rencanakan? Langkah-langkahnya?

Santan Terminal
Ini bukan terminal bus lo, tetapi ini adalah suatu terminal yang berfungsi mengurus migas milik Chevron yang berasal dari laut. Ditempat inilah, migas dari laut diproses lebih lanjut untuk dipisahkan anatara kandungan gas, minyak dan air. Saat ini produksi minyak Chevron sudah kurang dari 100ribu barel per hari. Di Santan ini ada beberapa bagian seperti Process Plant, LEX Plant, Construction, Compressor, Laboratory, Dispatch, MESS, dan fasilitas olahraga. Jarak dari Balikpapan sekitar 150 km dan ditempuh dalam 6 jam perjalanan bus. Disini juga tidak boleh sembarangan, harus full safety.

Hutan Mangrove
Kan Lucu kalau Kota Minyak tidak menghargai lingkungan. Maka di Balikpapan pun ada pelestarian hutan Mangrove, Tapi ini masih baru. Baru dibuka tahun 2010. Sehingga tidak banyak orang yang tahu tentang tempat ini. Padahal tempat ini sangat bagus sekali. Kita bisa naik perahu dan mengelilingi hutan mangrove. Saking bagusnya, mungkin kalau disini temapt syuting kayak sungai Amazon gitu ga bakalan kalah. Cocok untuk melepas kepenatan yang ada dalam pikiran.

Saat pamitan pun sudah tiba, semoga kami bisa kembali lagi dibalut dengan doa-doa dari setiap orang yang kutemui. Mungkin ini bagian awal perjalananku berada di Balikpapan, entah kapan aku akan menginjakkan kaki di kota ini lagi.

Terimakasih kepada
Allah SWT
My Inspirator Muhammad SAW
Kedua orang tuaku
Pak Agung (Om Prab)
Pak Suhartono, Pak Dedi Iskal, Pak Christy, Pak Mobin, Pak Heru, Pak Bambang
Pak Suparno, Pak Dedi Menzano, Bu Rusmini, Mas Dwi
Bu Chatarina, pak Yuwono, Pak Eko
Teman-teman JMMI
Teman-teman Teknik Geomatika
Pak Kusyairi, Mas Irfan (T. Kelautan 2007), Mas Dandi, Mas Tommi, Mas Erwin, Mas Irfan
Dan teman-teman yang tidak bisa kusebut. Lakukan yg terbaik

Selasa, 12 Juli 2011

Ayo Bergerak ....

Mungkin kita sering membaca Al Quran secara bergiliran saat mengisi mentoring, atau diisi mentoring. Dalam membaca Al Quran secara bergiliran akan membutuhkan waktu sekitar 30 – 45 menit awal. Selanjutnya diisi dengan setoran hafalan atau mentadaburi dari sepenggal ayat yang tadi dibaca.

Tapi apakah kita melihat proses bergiliran saat membaca Al Quran. Bila diperhatikan, maka pergantian giliran dalam membaca Al Quran itu bergeser ke kanan. Dimulai dari sang mentor, lalu ke mente yang ada disebelah kanan mentornya. Apakah maksud dari semua itu? Atau hanya, kanan itu lebih baik daripada kiri, sehingga lebih baik bergeser giliran kearah kanan saja.

Pendapat tersebut memang tidak salah, tapi tidak sepenuhnya juga benar. Apabila kita memperhatikan secara seksama, di lain peristiwa juga mengalami hal yang sama
1. Saat thawaf, dimana hal tersebut merupakan salah satu rukun haji, dan bila tidak dikerjakan maka ibadah haji seseorang tidak akan sah. Saat thawaf (mengelilingi ka’bah sebanyak tujuh kali) merupakan suatu gerakan berputar kearah kanan dengan ka’bah terus berada disebelah kiri jamaah haji.
2. Rotasi Bumi, Jika masih ingat pelajaran IPA waktu SD, tentu masih tidak lupa bahwa bumi berotasi ke arah kanan.


3. Revolusi Bumi terhadap Matahari juga berputar kearah kanan, atau bila dilihat lebih detil kembali maka Galaksi Bima Sakti ini juga berputar/bergerak kea rah kanan
4. Saat sedang shalat pun sebenarnya kita telah mendeskripsikan perputaran dimulai dari



a. Saat Takbir dan bersedekap : 0o
b. Saat Ruku : 90o
c. Saat Itidal :0o
d. Saat Sujud : 135o
e. Saat Duduk diantara Dua Sujud : 0o
f. Saat Sujud : 135o
g. Saat Duduk Tasyahud Akhir : 0o

Sehingga saat gerakan ruku dan 2 kali sujud digabung, ketemulah 360o yang menggambarkan lingkarang. Atau saat gerakan berdiri (180 o), itidal (180 o), duduk diantara dua sujud (180 o) dan duduk tasyahud (180 o), maka hal itu akan sama dan ketemulah
5. Dalam bidang kimia atau teknik kimia, sering didengar istilah kulit atom yang terdiri dari lapisan-lapisan dimana di setiap lapisan tersebut ada elektron. Apakah electron tersebut diam? Tentu saja tidak. Electron tersebut bergerak, dan cobalah lihat bagaimana arah gerakannya.
6. Revolusi Bulan terhadap Bumi
Maka bila benda-benda tersebut saja sudah diatur sedemikian rupa, maka mengapa kita sebagai manusia tidak melakukan hal yang sama. Yaitu bergerak dalam rangka untuk beribadah. Jangan sampai kita membuang waktu yang ada karena sesungguhnya kewajiban itu lebih banyak daripada waktu yang disediakan. (Hasan Al Banna).
Bila kita tidak bergerak maka kita memiliki ari apa-apa. Maka pahamilah arti dari suatu arti

Sabtu, 09 Juli 2011

Suatu Awal Baru

Saat memasuki tahun ajaran 2011 – 2012 di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya maka akan terkenang beberapa kejadian yang mungkin hanya ada di tahun-tahun tertentu saja, dan mungkin akan terulang kembali dalam 5 atau 6 tahun kedepan. Kejadian atau peristiwa tersebut adalah
1. Ramadhan di Kampus 1431 H
2. Muktamar Dakwah Kampus
3. Musyawarah Besar 4
4. Pergantian Rektor ITS
5. Peluncuran Buku 25 Mahasiswa Inspiratif
6. Pembuatan Buku Rektor
7. Pemilihan Pres BEM 2011 (akan terjadi)
8. Pengalaman saat KP yang bisa diambil ibrohnya
9. Inovasi-inovasi dari beberapa wajihah, misal rumah kader
Mungkin itu segelintir peristiwa yang ada di ITS dimana pelaku utamanya adalah mahasiswa angkatan 2007, 2008, 2009, Tapi menurut saya angkatan 2008 merupakan tokoh utamanya. Saya mengajak teman-teman yang ada di sini untuk ikut membantu menuliskan ceritanya dalam sebuah tulisan. Mungkin kita bisa membuat buku “Ikhwah 2008” atau semacamnya. Setiap mahasiswa bisa membuat tulisan dimana mahasiswa itu berkecimpung didalamnya.

Kamis, 30 Juni 2011

KEMENANGAN HANYA UNTUK SIAPA YANG SIAP


Ingat kenapa Palestina masih tetap bertahan hingga sekarang meskipun telah diserang sejak dulu, Atau bagaimana ketika pasukan perang badar tetap meraih kemenagan walaupun dengan jumlah sedikit.

Mungkin sesuatu yang dianggap kecil tapi sebenarnya sangat besar pengaruhnya, yaitu adalah PERSIAPAN. Mungkin bagi teman-teman mahasiswa terkadang sering menggunakan SKS (Sistem Kebut Semalam atau malah Sistem Kebut Sejam), apakah itu bisa dianggap persiapan? Atau itu sudah dianggap cukup.

Mungkin kita pernah mendengar istilah Kebaikan yang tidak terencana akan dikalahkan dengan kejahatan yang terencana, atau mungkin dengan ini, gagal merencanakan berarti merencanakan kegagalan. Dari sini saja sudah terlihat bagaimana peran peran persiapan sangat berfungsi dan fungsinya pun tidak main-main.

Ingatkah teman dengan kisah Harun Ar Rasyid atau mungkin Salman Al Farisi yaitu bagaimana ketika seblum perang, pemimpin ini menanyakan kesipan pasukannya. Bukan hanya ditanya, tapi benar-benar dicek atau dikontrol satu persatu. Dengan pertanyaan yang semakin lama pertanyaan tersebut semakin meningkat.
  1. Siapa diantara kalian yang mulai dari akil baligh hingga sekarang tidak pernah meninggalkan shalat?
  2. Siapa diantara kalian yang mulai dari akil baligh hingga sekarang tidak pernah meninggalkan shalat berjamaah di Masjid?
  3. Siapa diantara kalian yang mulai dari akil baligh hingga sekarang tidak pernah meninggalkan shalat Sunnah muakkad atau ghoiru muakkad? 
  4. Siapa diantara kalian yang mulai dari akil baligh hingga sekarang tidak pernah meninggalkan Tilawah Quran minimal 1 juz per hari? 
  5. Siapa diantara kalian yang mulai dari akil baligh hingga sekarang tidak pernah meninggalkan shalat Dhuha? 
  6. Siapa diantara kalian yang mulai dari akil baligh hingga sekarang tidak pernah meninggalkan shalat Tahajud?
  7.  Siapa diantara kalian yang mulai dari akil baligh hingga sekarang tidak pernah meninggalkan puasa Yaumul Bidh?
Seingat ku itu.

Hal selanjutnya tentang persiapan adalah, ketika apa yang telah direncanakan ternyata tidak sesuai harapan, maka persiapan untuk menghadapi kegagalan pun juga sangat perlu. Kita tidak hanya siap dengan kemenangan, tapi juga harus siap dengan kegagalan. Tindakan yang kita ambil setelah kita gagal sangat mempengaruhi kesiapan kita selanjutnya. Tentu saja hal ini akan membuat kita untuk merencanakan kemungkinan yang ada. Sehingga kita tinggal mengikuti apa yang akan kita buat sebelumnya.

Hai orang-orang yang beriman, bersiap siagalah kamu, dan majulah (An nisa 71)

Ada Apa dengan Surabaya, Banjarmasin, Balikpapan


Tak terasa waktu sudah menunjukkan tanggal tua di bulan juni, dimana seharusnya ini sudah memasuki musim kemarau tapi sepertinya pada bulan-bulan ini masih memasuki musim peralihan, cuaca tidak bisa diprediksi. Y begitulah suasana di kota Pahlawan Surabaya, panas terik selalu menjadi teman-teman ITS dan sekitarnya. Kulihat kearah tanggal yang berada di sebelah TV di Faruqi, sebuah kontrakan yang didalamnya sebagian besar adalah anak-anak Ngawi. Kalau dihitung-hitung ada 9 orang penghuni 5 kamar kontrakan ini, tapi karena semua sibuk dengan aktivitasnya masing2, maka maksimal yang tidur di kontrakan saat malam hari hanya 4 orang saja. Saat ini tanggal 27 Juni, dimana esoknya ku harus menyebrang pulau ke Kalimanatan untuk Kerja Praktek selama 1 bulan di Chevron Indonesia Company. Semua persiapan sudah mencapai 80%. Tinggal pemberangkatan dan perbekalan. Aku dan teman KP ku, Erik, akan bermalam di rumah bulekku di daerah Waru agar jarak ke Bandara lebih dekat. Burung Besi akan membawaku ke Balikpapan pukul 06.50

Esoknya, segelas teh hangat dan 2 buah potong roti menjadi santapan sarapanku, mungkin sebagai pengganjal perut dalam beberapa jam. Taksi pun sudah siap, dan tepat pukul 05.20 aku berangkat dengan taksi menuju bandara. Aku sempatkan untuk ke swalayan dan membeli beberapa makanan dan minuman dan melanjutkan perjalanan. Setelah sampai di Bandara Juanda, aku dan Erik langsung check in. Kami menunggu diruang tunggu sekitar 45 menit untuk masuk kedalam pesawat yang di parkir di Juanda. Oh iya, ini merupakan penerbangan pertama Erik. Dan dia merasakan yang cukup bagus. Mulai dari check in, membayar tax, pemeriksaan barang dan orang dengan logam detector hingga memasukkan koper ke dalam bagasi pesawat, dan tentu saja pengalaman naik pesawat.

Setelah sampai didalam pesawat citilink, pesawat ini merupakan anak dari Garuda Indonesia yang bermain di harga rendah. Kami pun langsung menuju kursi 10E dan 10F, dan pesawat pun terbang dengan kecepatan tinggi. Awan putih seperti menari-nari membentuk suatu bentuk untuk menyambut kami. Apalagi saat itu, langit sedang cerah, sehingga kami bisa melihat gumpalan-gumpalan awan bergerak seperti pasukan paskibraka yang berbaris. Selain itu, kami juga bisa langsung menerapkan ilmu kami di mata kuliah fotogrametri, dimana kami bisa melihat secara langsung obyek yang berada di bawah dengan sistem 7 interpretasi peta. Mulai dari rona, bentuk, warna, ukuran, bentuk, yang dua lagi aku lupa. Kami pun terlibat pembicaraan seru, mungkin kata penumpang lain, ini penumpang kok rame, apa baru pertamakali naik pesawat atau gimana. Akan tetapi setelah mengamati hal tersebut selama 30 menit, aku mulai mengantuk, sedangkan Erik masih bersemangat sekali untuk melihat pemandangan diatas awan.

Para penumpang citilink, saat ini kita telah memasuki pulau Kalimantan, dimana waktu disini lebih cepat 1 jam daripada di Surabaya. Kami mohon maaf, penerbangan ini dengan kode MA 060 tujuan Balikpapan akan transit dulu di Banjarmasin, dikarenakan cuaca di Balikpapan sedang buruk sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan pendaratan.

Ya begitulah kata pramugari yang menginfokan. Aku dan Erik agak panik, karena di Balikpapan sudah ada yang menunggu kami. Akhirnya pesawat berbelok ke arah Banjarmasin, Ibukota Kalimantan Selatan. Pendaratan di Banjarmasin agak begitu kasar sehingga mungkin bisa membangunkan orang yang sedang tidur, atau seperti kekuatan gempa 5 SR. Ketika tiba di Bandara Sjamsoedin Noor kami langsung mendapat tanda bahwa kami sedang transit. Dan ketika ditanya ini akan transit berapa lama, hanya dijawab hingga cuaca di Balikpapan membaik dan tidak tahu membutuhkan waktu berapa lama. Suasana di Bandara Banjarmasin ternyata sangat ramai. Tapi bandara ini tergolong kecil. Hanya ada 2 pesawat yang diparkir di lapangan terbangnya. Ketika sampai di ruang tunggu, Aku langsung menelepon P. Kusyairi, beliau adalah bapak kos kami selama kami di Balikpapan, kami malah akan dijemput juga dengan P. Gamiri. Kami jelaskan lewat telepon mengapa kami datang terlambat. Kira-kira kami di Bandara Sjamsoedin Noor selama 1,5 jam, Aku isi waktu itu dengan menulis dan menulis, siapa tahu bisa jadi penulis. Setelah 1,5 jam berlalu, pesawat Citilink kami akan berangkat ke Balikpapan, katanya cuaca disana sudah mulai membaik. 45 menit dibutuhkan untuk mencapai Balikpapan dan kami melihat kembali hasil ciptaan Allah SWT yang bisa membuat sedemikian rupa alam ini sehingga berjalan teratur. Pemandangan dari balik jendela pesawat menimbulkan decak kagum yang sangat luar biasa sekali.

Kami menginjakkan kaki di Bandara Sepinggan Balikpapan pukul 11.00, bandara ini cukup bagus dengan pelayanan fasilitas umum yang baik, mulai dari bis, desain interior bandara, keunikan gedung, dan luasnya bandara. Selepas keluar dari bandara Sepingga Balikpapan, Hujan ternyata masih tetap menyambut kami dengan pelannya, terasa hawa sejuk yang jarang sekali ku rasakan di Surabaya, kami  juga sudah ditunggu P. Gamiri yang akan membawa kami ke rumah P. Kusyairi. Bandara Sepinggan merupakan bandara kesekian kali setelah Bandara Internasional Juanda Surabaya, Bandara Internasional Soekarno Hatta Jakarta, Bandara Adi Sucipto Yogyakarta, Bandara Sjamsoedin Noor Banjarmasin, dan Bandara Sepinggan Balikpapan ini. Semoga aku bisa ke Bandara Internasional Ngurah Rai Denpasar, oh iya satu lagi, semoga aku bisa ke Bandara yang di Jerman untuk lanjut studi S2. Amin. . Ternyata Balikpapan cukup maju juga, suasana disini memang panas, tapi tidak sepanas dengan Surabaya

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best CD Rates