Kamis, 30 Juni 2011

Ada Apa dengan Surabaya, Banjarmasin, Balikpapan


Tak terasa waktu sudah menunjukkan tanggal tua di bulan juni, dimana seharusnya ini sudah memasuki musim kemarau tapi sepertinya pada bulan-bulan ini masih memasuki musim peralihan, cuaca tidak bisa diprediksi. Y begitulah suasana di kota Pahlawan Surabaya, panas terik selalu menjadi teman-teman ITS dan sekitarnya. Kulihat kearah tanggal yang berada di sebelah TV di Faruqi, sebuah kontrakan yang didalamnya sebagian besar adalah anak-anak Ngawi. Kalau dihitung-hitung ada 9 orang penghuni 5 kamar kontrakan ini, tapi karena semua sibuk dengan aktivitasnya masing2, maka maksimal yang tidur di kontrakan saat malam hari hanya 4 orang saja. Saat ini tanggal 27 Juni, dimana esoknya ku harus menyebrang pulau ke Kalimanatan untuk Kerja Praktek selama 1 bulan di Chevron Indonesia Company. Semua persiapan sudah mencapai 80%. Tinggal pemberangkatan dan perbekalan. Aku dan teman KP ku, Erik, akan bermalam di rumah bulekku di daerah Waru agar jarak ke Bandara lebih dekat. Burung Besi akan membawaku ke Balikpapan pukul 06.50

Esoknya, segelas teh hangat dan 2 buah potong roti menjadi santapan sarapanku, mungkin sebagai pengganjal perut dalam beberapa jam. Taksi pun sudah siap, dan tepat pukul 05.20 aku berangkat dengan taksi menuju bandara. Aku sempatkan untuk ke swalayan dan membeli beberapa makanan dan minuman dan melanjutkan perjalanan. Setelah sampai di Bandara Juanda, aku dan Erik langsung check in. Kami menunggu diruang tunggu sekitar 45 menit untuk masuk kedalam pesawat yang di parkir di Juanda. Oh iya, ini merupakan penerbangan pertama Erik. Dan dia merasakan yang cukup bagus. Mulai dari check in, membayar tax, pemeriksaan barang dan orang dengan logam detector hingga memasukkan koper ke dalam bagasi pesawat, dan tentu saja pengalaman naik pesawat.

Setelah sampai didalam pesawat citilink, pesawat ini merupakan anak dari Garuda Indonesia yang bermain di harga rendah. Kami pun langsung menuju kursi 10E dan 10F, dan pesawat pun terbang dengan kecepatan tinggi. Awan putih seperti menari-nari membentuk suatu bentuk untuk menyambut kami. Apalagi saat itu, langit sedang cerah, sehingga kami bisa melihat gumpalan-gumpalan awan bergerak seperti pasukan paskibraka yang berbaris. Selain itu, kami juga bisa langsung menerapkan ilmu kami di mata kuliah fotogrametri, dimana kami bisa melihat secara langsung obyek yang berada di bawah dengan sistem 7 interpretasi peta. Mulai dari rona, bentuk, warna, ukuran, bentuk, yang dua lagi aku lupa. Kami pun terlibat pembicaraan seru, mungkin kata penumpang lain, ini penumpang kok rame, apa baru pertamakali naik pesawat atau gimana. Akan tetapi setelah mengamati hal tersebut selama 30 menit, aku mulai mengantuk, sedangkan Erik masih bersemangat sekali untuk melihat pemandangan diatas awan.

Para penumpang citilink, saat ini kita telah memasuki pulau Kalimantan, dimana waktu disini lebih cepat 1 jam daripada di Surabaya. Kami mohon maaf, penerbangan ini dengan kode MA 060 tujuan Balikpapan akan transit dulu di Banjarmasin, dikarenakan cuaca di Balikpapan sedang buruk sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan pendaratan.

Ya begitulah kata pramugari yang menginfokan. Aku dan Erik agak panik, karena di Balikpapan sudah ada yang menunggu kami. Akhirnya pesawat berbelok ke arah Banjarmasin, Ibukota Kalimantan Selatan. Pendaratan di Banjarmasin agak begitu kasar sehingga mungkin bisa membangunkan orang yang sedang tidur, atau seperti kekuatan gempa 5 SR. Ketika tiba di Bandara Sjamsoedin Noor kami langsung mendapat tanda bahwa kami sedang transit. Dan ketika ditanya ini akan transit berapa lama, hanya dijawab hingga cuaca di Balikpapan membaik dan tidak tahu membutuhkan waktu berapa lama. Suasana di Bandara Banjarmasin ternyata sangat ramai. Tapi bandara ini tergolong kecil. Hanya ada 2 pesawat yang diparkir di lapangan terbangnya. Ketika sampai di ruang tunggu, Aku langsung menelepon P. Kusyairi, beliau adalah bapak kos kami selama kami di Balikpapan, kami malah akan dijemput juga dengan P. Gamiri. Kami jelaskan lewat telepon mengapa kami datang terlambat. Kira-kira kami di Bandara Sjamsoedin Noor selama 1,5 jam, Aku isi waktu itu dengan menulis dan menulis, siapa tahu bisa jadi penulis. Setelah 1,5 jam berlalu, pesawat Citilink kami akan berangkat ke Balikpapan, katanya cuaca disana sudah mulai membaik. 45 menit dibutuhkan untuk mencapai Balikpapan dan kami melihat kembali hasil ciptaan Allah SWT yang bisa membuat sedemikian rupa alam ini sehingga berjalan teratur. Pemandangan dari balik jendela pesawat menimbulkan decak kagum yang sangat luar biasa sekali.

Kami menginjakkan kaki di Bandara Sepinggan Balikpapan pukul 11.00, bandara ini cukup bagus dengan pelayanan fasilitas umum yang baik, mulai dari bis, desain interior bandara, keunikan gedung, dan luasnya bandara. Selepas keluar dari bandara Sepingga Balikpapan, Hujan ternyata masih tetap menyambut kami dengan pelannya, terasa hawa sejuk yang jarang sekali ku rasakan di Surabaya, kami  juga sudah ditunggu P. Gamiri yang akan membawa kami ke rumah P. Kusyairi. Bandara Sepinggan merupakan bandara kesekian kali setelah Bandara Internasional Juanda Surabaya, Bandara Internasional Soekarno Hatta Jakarta, Bandara Adi Sucipto Yogyakarta, Bandara Sjamsoedin Noor Banjarmasin, dan Bandara Sepinggan Balikpapan ini. Semoga aku bisa ke Bandara Internasional Ngurah Rai Denpasar, oh iya satu lagi, semoga aku bisa ke Bandara yang di Jerman untuk lanjut studi S2. Amin. . Ternyata Balikpapan cukup maju juga, suasana disini memang panas, tapi tidak sepanas dengan Surabaya

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best CD Rates