Sabtu, 21 Mei 2011

Membangun Keluarga dalam Keluarga


Salah satu syarat datangnya keberkahan di dalam sebuah jamaah dakwah ialah ukhwah diantara para kader dakwahnya,

Bila mendengar kata rumah tangga, mungkin yg terlintas adalah internal dari suatu keluarga besar dimana yang boleh tahu hanya orang-orang didalamnya saja. Dan bila ditelusuri lebih dalam lagi, maka disana akan ada orang-orang yang harus mengonsep agar rumahtangga suatu keluarga tersebut lebih terasa nyaman. Ya memang begitulah secara garis besar program dakwah departemen ini kedepannya dan mengapa departemen ini diadakan oleh AHWA XXII. Secara mudahnya, departemen ini adalah gabungan dari divisi internal dari Departemen Hubungan Kelembagaan dan Tim Fundraising JMMI kepengurusan 2010-2011.

Meningkatkan kesejahteraan kader dan lembaga dengan penguatan ukhuwah dan finansial, Itulah visi departemen RUMAH TANGGA (RANGGA). Fundraising yang sebenarnya memiliki kemampuan sebagai salah satu nyawa dalam mengerjakan usaha mandiri dan professional masih belum terlalu berarti kemanfaatannya. Kepengurusan kemarin, fundraising bisa dibilang sebagai langkah awal untuk menuju kearah yang lebih baik asalkan orang didalamnya mempunyai manajemen yang baik dan sifat struggle. Saat ini sudah bukan saatnya lagi LDK hanya menjalankan program dakwahnya, tetapi juga harus bisa menghasilkan suatu bentuk jiwa kewirausahaan pada diri kader. Sedangkan kekeluargaan disini, memiliki tugas utama sebagai penyeimbang antar Departemen dan BSO (Badan Semi Otonom). Sifat saling peduli menjadi tugas besar yang diemban divisi ini. Yaitu bagaimana caranya agar semua elemen dan jajaran pengurus JMMI 2011-2012 merasa saling memiliki dan bertanggung jawab terhadap berjalannya dakwah yang ada di ITS.

Suatu terobosan baru yang digagas oleh AHWA XXII agar JMMI menjadi lebih dinamis, memang salah satu kendala dari departemen ini adalah, pertama, tidak ada transferan atau bahkan coret-coretan kecil yang digunakan sebagai pertimbangan kepengurusan saat ini dari kepengurusan sebelum-sebelumnya. Bandingkan dengan departemen lainnya yang sudah mempunyai branding, dari namanya suatu departemen saja, sudah terlihat tentang gambaran tugasnya. Bahkan terkadang terpikir bahwa departemen ini hanya sebagai pelengkap saja bukan sebagai terobosan baru yang memang terobosan itu harus diperhatikan. Kedua, dalam penentuan kadernya, sebagus apapun pemimpin yang ada di dalam departemen ini tapi tidak didukung dengan adanaya sumberdaya kader yang juga bagus, maka akan terlihat bahwa kedepannya fungsi yang ada di departemen ini hanya berjalan biasa-biasa saja. Dan sudah bisa dibayangkan ketika ada suatu yang baru tetapi suatu yang baru itu hanya bisa berjalan apa adanya, maka kedepannya fungsi ini tidak akan menjadi fokusan lagi di tahun selanjutnya.

Sesuai dengan dinamisasi yang sudah dijelaskan sebelumnya, akan lebih baik bila fungsi yang ada di departemen ini berjalan dengan maksimal, ketika suatu yang baru ini menunjukkan gebrakannya, maka insya Allah kedepannya akan diberikan jalan yang lapang. Analoginya adalah, ketika seorang Lionel Messi dimana masih berusia muda dan mampu menyejajarkan namanya melalui gol-golnya dengan striker pendahulu yang ada di Barcelona, maka Messi akan sangat cepat terkenal dan diperhatikan. Atau ketika wayne rooney dimainkan untuk pertama kali di liga Champions, dia langsung memberikan tiga gol untuk MU. Mungkin situasinya akan berbeda ketika Rooney dan Messi yang digadang-gadang menjadi fokusan banyak mengalami cedera dan tidak menunjukkan taringnya. Atau lagi seorang Bilal bin Rabah yang hanya seorang budak awalnya tapi akhirbya dengan keteguhan iman beliau, beliau menjadi sahabat Rasul yang akan masuk surga.

Semoga dengan bekal QS Muhammad ayat 7, Fungsi departemen ini akan berjalan dengan maksimal dan tidak ada perbedaan antar lini. Baik dari kader, branding ataupun hal yang lainnya. Ingat, ketika suatu yang baru menunjukkan taringnya maka kedepannya fungsi ini akan menjadi fokusan, begitu juga sebaliknya.

Rabu, 04 Mei 2011

Ketua Umum JMMI ITS 2011-2012

Konsep, struktur, dan arahan kerja masing-masing lini yang telah dirancang oleh Tim Ahlul Halli Wal 'Aqdi (AHWA) XXI JMMI ITS dikupas tuntas pada hari ketiga MA XXI kali ini. Ada perubahan di beberapa lini. Pada kepengurusan 1112 ini, Ketua Umum JMMI akan ditopang oleh Sekretaris Jenderal, Sekretaris Kabinet, Bendahara Umum, Tim Forum Silaturrahim Lembaga Dakwah Jurusan (FSLDJ), Departemen Kaderisasi, Syiar Kampus, Jaringan, Media, Keputrian, Rumah Tangga, serta tiga badan semi otonom yang meliputi Badan Pelaksana Mentoring (BPM), Badan Pelayanan Umat (BPU), dan Forum Silaturrahim Dakwah Kampus (FSLDK).

Visi kepengurusan kali ini merupakan lanjutan dari visi tahun lalu, yakni Menjadikan Sinergisitas Dakwah Sebagai Pondasi Dalam Mewujudkan ITS Kampus Madani Untuk Menyongsong Indonesia Islami. Dari pemaparan masing-masing lini tersebut, yang paling banyak mendapat tanggapan dari peserta adalah Departemen Syiar Kampus yang di dalamnya ada Divisi Pelayanan Masjid. "Tugasnya lebih mengacu pada kemakmuran masjid dan pelayanan kepada jama'ah. Seperti memfasilitasi belajar baca tulis Al Qur’an dan barang hilang atau yang ditemukan," ungkap Septian Ainur Rafiq, salah satu Tim AHWA XXII.

Kemudian masalah lain yang dibahas adalah masalah syiar yang di beberapa Lembaga Dakwah Jurusan (LDJ) mengalami mati suri. AHWA menjelaskan bahwa untuk mengatasi hal tersebut, akan diadakan kajian bersama-sama LDJ dengan tujuan memotivasi syiar di LDJ yang mati suri tadi. "Tapi kalau nggak aktif, akan ada forum khusus dari ketua umum berupa pendampingan dan program bersama," ungkap salah satu AHWA.

Selain itu, Mantan Sekjend JMMI, Muhammad Abdul Hasib, mengusulkan diadakannya Dewan Syariah yang nantinya menjawab permasalahan-permasalahan di kepengurusan yang berhubungan dengan syariat Islam. Usul diterima dan Dewan Syariah akan dicarikan yang merupakan seorang ulama yang dipercaya. Nantinya, posisi ini berada di atas ketua umum.

Penetapan Ketua Umum JMMI ITS yang Baru.

Acara yang menegangkan ini akhirnya tiba. Sesaat Refi Efendi, mantan Ketum JMMI di kepengurusan lalu, memberi kesempatan kepada empat calon ketua umum melakukan orasi. Mereka adalah Ikhsan Nugraha, Nur Ikhsan Rubiyanto, Erik Sugianto, dan Agil Darmawan. Suara-suara yang masuk baik berupa sms maupun rekomendasi dari jurusan tidak mutlak menentukan pemilihan ketum. Namun menjadi pertimbangan dalam mengambil keputusan selama musyawarah yang dilakukan oileh Tim Formatur. Sesuai dengan zaman rasul dulu yang memiliki tim formatur dan AHWA.

Setelah itu, semua calon Ketua Umum diajak merenung oleh Refi. Semua peserta khidmat. Ruangan SCC lantai 3 berubah menjadi sunyi. Suasana menjadi mendebarkan. Setelah mempertimbangkan matang-matang dari musyawarah yang dilakukan oleh tim Formatur, ketua umum pun ditentukan. "Ikhsan Nugraha (Teknik Elektro 2008) yang akan mengemban amanah ini," ungkap Refi kepada forum.

NII Sebenarnya


Negara Islam Indonesia (NII) yang diberitakan di media ternyata bukan NII sebenarnya. Hal tersebut diungkapkan oleh pakar NII, Syamsu Basaruddin MAg. Senin (2/5), Jamaah Masjid Manarul Ilmi memang sengaja mengundang dosen Institut Teknologi Bandung untuk mengulas gerakan yang kini meresahkan tersebut.

Syamsu mengatakan bahwa NII sebenarnya didirikan oleh SM Kartosuwiryo ketika masa pemerintahan Soekarno Hatta. Ketika itu NII berkembang menjadi empat Komandeman Wilayah (KW), yakni NII KW I, KW II, KW III dan KW IV. ''Nah yang masih murni dan tidak bertentangan dengan agama dan negara adalah keempat NII di awal ini,'' jelasnya. Ia melanjutkan, saat ini keempat NII ini masih belum diketahui keberadaannya dan banyak ahli menyebutkan sudah tidak ada.

Setelah itu, berdiri lagi NII KW 9. Gerakan KW 9 inilah yang kini meresahkan masyarakat. Sebenarnya, NII KW 9 ini tidak ada hubungan dengan NII yang didirikan SM Kartosuwiryo.

NII KW 9 ini dapat disamakan dengan kelompok eksklusif seperti Ahmadiyah dan Lembaga Kerasulan. ''Jadi NII KW 9 ini dapat dikatakan sesat, MUI (Majelis Ulama Indonesia) juga bilang demikian,'' ungkap Sekretaris Umum Asosiasi Masjid Kampus Indonesia ini.

Takmir Masjid Salman ITB ini tidak asal berpendapat. Ajaran NII KW 9 ini banyak yang menyimpang. Contohnya adalah mengkafirkan orang diluar golongannya, menyakini sholat lima waktu bukanlah kewajiban, menghalalkan mencuri dan memperbolehkan berbohong sudah jelas bertentangan dengan Islam. ''Selain itu NII KW 9 juga mengancam kedaulatan bangsa Indonesia karena berusaha memperpecah persatuan dan mengadakan negara didalam negara,'' tegasnya.

Untuk mencari anggota, ada beberapa cara yang digunakan NII KW 9. Syamsu menyebutkan, cara tersebut sangat sistematis, terencana dan tertib administrasi. Seperti membuat korban mentalnya jatuh dengan dibuat lapar, haus, capek sampai ketitik terbawah. ''Ada juga yang menggunakan hipnotis,'' ucapnya.

Di akhir penyampaiannya, Syamsu memberikan cara supaya tidak sampai terjerumus kepada NII KW 9. Salah satunya adalah tidak mudah percaya pada orang sebelum mengatahui kebenarannya dari Al Quran dan Hadist. Sikap terbuka pada sahabat dan orang tua juga adalah salah satu penangkalnya. ''Ada cara mudah untuk deteksi dini orang yang terjerumus ke NII KW 9 yaitu tidak memjawab salam serta ketika sholat ia tidak mau menjadi makmum,'' pungkasnya.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best CD Rates