Kamis, 30 Juni 2011

Jangan Terlambat

Akhirnya disempatkan juga menulis lagi, ya walaupun isi tulisan agak kurang bermutu sekali dibandingkan dengan teman2 yang lain, tapi gpp lah. Yang penting nulis ja

Akhir pekan kemarin tepatnya tanggal 17 – 19 Juni 2011, ada suatu praktikum lagi dariteknik geomatika ITS, sebenarnya bukan praktikum biasa, tapi hamper samalah dengan field camp kemarin (17 – 21 januari 2011). Pada praktikum kemarin, namanya itu Survei Hidrografi. Dimana para mahasiswa yang mengambil mata kuliah Survei Hidrografi diwajibkan untuk mengambil praktikum ini. Ada 76 orang yang mengambil mata kuliah ini dan bermalam bersama di gresik tepatnya di Dalegan, dan tempat kami survey hidro itu di daerah wisata, namanya WISID (Wisata Segoro Indah Dalegan), design stikernya saja sama dengan WBL (Wisata Bahari Lamongan)

Pukul 18.00 semua peserta berkumpul di halaman gedung Teknik Geomatika untuk brifing sebelum berangkat ke TKP. Yang memberikan arahan adalah Rahadian. Kira-kira isi brifingnya tu tentang teknis acara dan tempat tinggal selama 3 hari. Kalau yang putra itu di pendopo dan yang putri itu di rumahnya warga. Setelah itu, semua perlengkapan dimasukkan ke dalam 2 truk TNI yang sudah disewa. Pukul 19.00 perjalanan menuju Gresik membutuhkan waktu sekitar 2,5 jam (itu sudah lewat tol). Selama perjalanan, teman-temanku sangat ramai sekali, bahkan salah satu teman ada yang dibuat sebagai bahan “gojlokan”. Didalam truk pun kami berdesak-desakan, kalau dihitung rata-rata, berarti satu truk berisi 76:2=38orang plus barang-barangnya plus barang praktikum, seperti rompi pelampung, 2 echosounder, 2 GPS, transduser, Total Station, Waterpass, dan Rambu Ukur. Akhirnya pukul 21.30 rombonganku dan teman2 sampai di WISID.

Setelah sampai di TKP, semua barang diturunkan dan langsung beristirahat karena esok pagi jam 7 tepat, semua peserta praktikum harus berkumpul di pantai. Akan tetapi sebelum, beristirahat khusus yang putra termasuk aku, harus berjalan dulu sejauh 700m untuk menuju ke pendopo balai desa.
Hawa dingin segera masuk kedalam tubuh, menyerang setiap bulu rambut yang ada di tubuhku. Belaian jaket JMMI yang ku gunakan pun belum bisa untuk menjaga suhu tubuh agar tetap berada pada kisaran 37 C. tikar yang tadi dibawa pun langsung ditata sedemikian rupa agar cukup untuk digunakan tidur melepas lelah agar hari esok kita bisa fight dengan alam (laut)

Sabtu, 18 Juni 2011 pukul 5 pagi. Suhu tidak terlalu dingin, malah lebih dingin, ketika aku menginjakkan kaki di tanah gresik pertama kalinya. Setelah aku menghadapkan tubuh ini kepada Yang Kuasa, akupun bersiap untuk menyambut terbitnya matahari pagi. Merasakan hangatnya, dan menyinari tanah Gresik dan sekitarnya. Alhamdulillah Allah masih memberikan aku hidup dan menghirup udara pagi dengan gratis. Langsung saja aku menuju kearah pantai, untuk orientasi lapangan pertama kali. Allah memang menciptakan bumi ini dengan sempurna, tidak ada sesuatu apapun yang meleset dari perhitungan. Bahkan pasang surut air laut pun dibuat seirama. Coba bayangkan, air laut pasang saat pagi menjelang siang, sedangkan surut antara sore hingga dini hari, coba kalau periode pasang surut itu dibalik, bisakah kita membayangkan akibatnya.

Pukul 06.30, GPS dikeluarkan untuk mengetahui koordinat tempat kita berada, hal ini akan dijadikan patokan untuk menentukan posisi selanjutnya. Minimal dibutuhkan 2 GPS untuk menentukan posisi yang ada di permukaan bumi. Selanjutnya, langsung saja pembagian kelompok untuk survei hidrografi ini. Ternyata 8 kelompok tersebut dibagi menjadi 2 hari. Kelompok 1-4 melakukan survei hari sabtu, sisanya melakukan survei hari ahad. Aku sendiri berada di kelompok 7 sehingga aku survei besok hari ahad. Tapi bukan berarti kami tidak ngapain-ngapain. Kalau kata pengkaderan dulu, Kalian itu jangan apatis. Eling koncone rek…, ya begitulah kata mas dan mb senior. Kami membantu teman kami yang sedang survei. Dan pembagiannya adalah sebagai berikut
Kelompok 1 dan kelompok 5 : Survei Bathimetri
Kelompok 2 dan kelompok 6 : Survei Pasang Surut
Kelompok 3 dan kelompok 7 : Suvei Ketinggian
Kelompok 4 dan kelompok 8 : Survei Topografi dan detil

Survei Bathimetri adalah survei dimana sama dengan survei topografi, tapi kalau survei topografi itu mengukur detil yang ada di alam terbuka (daratan), maka survei bathimetri ini survei untuk memetakan topografi dasar laut beserta kedalamannya dari air laut tersebut. Dengan menggunakan echosounder, maka kedalaman pada titik-titik tertentu dapat diketahui sehingga dapat dengan perhitungan tertentu, kedalaman titik yang lain dapat diketahui pula. Titik-tik ini juga dapat diketahui koordinatnya karena tersambung dengan GPS. Dengan menggunakan kapal nelayan, echosounder dipasang di kapal, Lalu kapal akan mengarungi laut dengan lajur-lajur yang sudah ditentukan

Survei Pasang Surut
Survei pasang surut adalah survei dimana kita mengamati ketinggian air laut dengan menggunakan rambu ukur. Pengamatan ini dilakukan selama selang selang waktu 30 menit dengan rentang waktu 2 hari non stop. Rambu ukur ini harus diletakkan pada daerah yang terus terkena air laut, sehinngga saat surut, rambu ini masih terkena air laut dan saat pasang, rambu ini tidak tenggelam oleh air laut. Karena pengamatan harus dilakukan selama 2 hari non stop maka tiap kelompok bergantian mengamati ketinggian air. Kelompokku sendiri mendapat jatah untuk mengamati pasut di laut mulai jam 00.00 – 03.00 tanggal 18 Juni 2011, sehingga kami bersepuluh menghabiskan waktu di laut, entah itu ngobrol, makan snak yang dibawa dll, yang penting tidak mengantuk. Meskipun angin laut datang menyerang seluruh tubuh yang sudah tertutup jaket, tapi itu semua dihadapi dengan sabar, ya hitung-hitung sedang belajar survive gitu.

Survei Ketinggian
Survei ketinggian adalah kita mengukur perbedaan tinggi antara satu tempat dengan tempat yang lain dengan menggunakan waterpass dan 2 buah rambu ukur. Metode yang digunakan yaitu metode jump frog dan double stand (dua kali berdiri alat). Hal ini dilakukan untuk meminimalkan kesalahan. Daerah yang diukur adalah daerah disepanjang pantai WISID. Selain itu slag yang digunakan juga harus genap, tidak boleh ganjil.

Survei Topografi dan detil
Survei ini menggunakan total station dan reflektor, dimana tugasnya adalah mendetil rumah atau bangunan yang ada disana untuk dipetakan kedalam kertas.

Ada kejadian yang bisa diambil pelajaran penting, dimana kita bisa merasakan bahwa nikmat yang diberikan Allah SWT itu sangat luar biasa. Ketika aku dan kelompokku naik kapal untuk melakukan survei bathimetri, kami diajari cara menggunakan alat tersebut. Kalau mudahnya sie, setiap 10-15 detik kita menekan tombol ok dan dicatat, serta mengatur lajur kapal melaui layar yang ada pada map sounder. Tapi waktu yang lama cukup membuat beberapa teman kami mabuk laut, karena di kapal, kami terombang-ambing selama 1,5 jam. Beberapa dari kelompokku ada yang sudah memakai baju pelampung. Ya karena niatnya ingin berenang di laut, tapi tidak bisa berenang, akhirnya ya pakai baju pelampung. Awalnya pengawas praktikum kami terjun duluan (pakai pelampung), lalu temanku A (pakai baju pelampung), lalu B (pakai baju pelampung), lalu C (pakai baju pelampung), lalu aku (pakai baju pelampung). Tapi aku merasa kok tidak bisa mengambang di permukaan laut, padahal sudah pakai pelampung dan airnya asin dimana seharusnya kita bisa mengambang lebih mudah. Akhirnya aku kembali ke atas kapal lagi. Lalu saat aku dibawah, ternyata ada temanku D (pakai pelampung) terjun ke air juga. D bisa mengambang, tapi dia terombang-ambing gitu. Akhirnya pelampungku aku berikan ke E, E bisa berenang dan E akan menolong D. Tapi ternyata tanpa ba bi bu, F (tanpa baju pelampung) langsung terjun ke laut. Kami kira dia juga akan menolong D, karena dia berenag dengan lincah sekali, ternyata dia langsung menuju pantai, padahal jaraknya sangat jauh sekali. Mungkin ada 1 km. F pun sepertinya sudah kehabisan tenaga di ¾ perjalanan renangnya, kami khawatir, begitu dengan teman-temanku yang dipantai. F mau tenggelam. Akhirnya singkat cerita dia bisa ditolong dan dilarikan ke puskesmas terdekat.

Terkadang kita bisa menghargai sesuatu ketika sesuatu itu hilang, sehingga ada rasa penyesalan diakhir. Sedangkan ketika sesuatu itu masih ada, kita kurang memperhatikannya fungsi dan peran dari sesuatu itu. Misal saat kita masih hidup, kita jarang memanfaatkan hidup kita dengan maksimal, tapi ketika kita sudah mati, kita pasti minta kembali ke dunia. Dan masih banyak yang lainnya

1 komentar:

Erik's Palace mengatakan...

kasian ya si fatah -_-

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best CD Rates