Senin, 01 Agustus 2011

Kembalikah Ia?


Jam menunjukkan pukul 13.07 WITA, dimana matahari sudah berjalan lewat tepat diatas kepala. Langit cerah masih menghiasi kota Balikpapan dengan mottonya, kubangun, kujaga, kubela. Angin berhembus sepoi-sepoi membuat Aku sedikit teringat-teringat kejadian yang pernah Aku alami, rasanya Aku kangen dengan semua itu.

Tak terasa, sudah satu bulan lebih aku telah meninggalkan pulau jawa, pulau dimana Aku dibesarkan dengan banyak kisah didalamnya. Tujuanku ke Pulau Kalimantan ini hanya untuk sekedar OJT / KP di salah satu perusahaan yang  bergerak dibidang migas. Meeskipun hanya satu bulan, tetapi ilmu yang didapat sungguh sangat bermakna yang mungkin tidak akan aku dapatkan di pulau Jawa. Dengan membawa misi rahasia dan semoga Allah mengabulkannya, aku pergi berdua dengan teman sekelompokku.

Balikpapan merupakan salah satu kota besar di Kalimantan (Mungkin lebih besar dari Samarinda), dimana daerahnya berbukit-bukit, Bahkan dari daerah Kantor Utama Chevron, Aku bisa melihat gambaran Balikpapan yang cukup menarik. Suasananya memang panas, tetapi tidak seterik dan sepanas Surabaya. Untuk biaya hidup, sekitar 15 – 25 ribu per porsi (setara dengan 5 – 10 ribu kalau di Surabaya). Di Balikpapan juga masih kental dengan adatnya, tetapi sudah agak modern, jadinya lewat ormas gitu. Yaitu perang antara Suku Dayak dan Bugis, dan perangnya pun lebih modern. Tidak dalam satu ruangan, tidak dibelang sebuah meja, dan bukan juga adu pemikiran / keahlian. Tapi Adu Badan, alias semacam tawuran langsung. Bahkan polisi pun kerepotan dengan adanya kerusuhan ini.

Obyek Wisata yang pernah dikunjungi

Pantai Manggar
Pantai yang menurut cerita yang Aku dengar sangat bagus dan terkenal di Indonesia. Dibutuhkan waktu sekitar 45 menit untuk pergi kesana dari kost. Ternyata pantainya cukup indah juga. Banyak ditumbuhi pohon kelapa, tapi katanya kondisi Manggar saat ini tidak sebersih beberapa tahun yang lalu. Disinipun aku sempat bermain Bola dan naik Banana Boat

Penangkaran Buaya
Disinilah jika ingin melihat bagaimana buaya dirawat, letaknya dekat Pantai Manggar. Sekitar 5 – 10 menit dari pantai yang sudah terkenal di Indonesia ini. Disini kita bisa melihat buaya dengan berbagai ukuran. Tiket masuk sebesar 10ribu. Tempatnya agak kecil, tidak seperti yang Aku bayangkan. Oh iya, disini aku bertemu dengan pedagang asal Ngawi, bernostalgia deh jadinya tentang Ngawi. Sudah 7 tahun mas penjual pentol campur telur ini tinggal di Balikpapan. Katanya rumah aslinya di Desa Dawu.

Pasar Kebun Sayur
Kalau yang pernah ke Bali, pasti tahu Pasar Sukowati. Ya seperti itulah Pasar Kebun Sayur. Disini menjual berbagai macam oleh-oleh khas Balikpapan. Mulai dari kaos, gelang, amplang, perlengkapan safety. Yang pandai tawar menawar bisa mengasah kemampuannya disini.

Kilang Minyak
Namanya juga kota minyak, pasti banyak kilang minyak disepanjang garis pantai kota Balikpapan. Pemandangan yang jarang dilihat di Jawa, dimana banyak pipa dan kilang. Dimana aktivitas dalam mengurus migas berlangsung secara continue. Migas dari Balikpapan menghidupi kota-kota dibagian timur Indonesia.

The Balikpapan Plaza Trade Center
Samalah seperti mall-mall seperti biasa, tidak ada yang khas. Cuma disini Aku sempat melihat Harry Potter yang ke tujuh Part 2.  Animonya tidak begitu ramai dibandingkan dengan di Jawa. Tapi kalau Harry sudah bergelut dengan mengurusi reliku kematian, apakah kita sudah siap menghadapi reliku kehidupan. Apakah kita sudah siap dengan tujuan yang kita rencanakan? Langkah-langkahnya?

Santan Terminal
Ini bukan terminal bus lo, tetapi ini adalah suatu terminal yang berfungsi mengurus migas milik Chevron yang berasal dari laut. Ditempat inilah, migas dari laut diproses lebih lanjut untuk dipisahkan anatara kandungan gas, minyak dan air. Saat ini produksi minyak Chevron sudah kurang dari 100ribu barel per hari. Di Santan ini ada beberapa bagian seperti Process Plant, LEX Plant, Construction, Compressor, Laboratory, Dispatch, MESS, dan fasilitas olahraga. Jarak dari Balikpapan sekitar 150 km dan ditempuh dalam 6 jam perjalanan bus. Disini juga tidak boleh sembarangan, harus full safety.

Hutan Mangrove
Kan Lucu kalau Kota Minyak tidak menghargai lingkungan. Maka di Balikpapan pun ada pelestarian hutan Mangrove, Tapi ini masih baru. Baru dibuka tahun 2010. Sehingga tidak banyak orang yang tahu tentang tempat ini. Padahal tempat ini sangat bagus sekali. Kita bisa naik perahu dan mengelilingi hutan mangrove. Saking bagusnya, mungkin kalau disini temapt syuting kayak sungai Amazon gitu ga bakalan kalah. Cocok untuk melepas kepenatan yang ada dalam pikiran.

Saat pamitan pun sudah tiba, semoga kami bisa kembali lagi dibalut dengan doa-doa dari setiap orang yang kutemui. Mungkin ini bagian awal perjalananku berada di Balikpapan, entah kapan aku akan menginjakkan kaki di kota ini lagi.

Terimakasih kepada
Allah SWT
My Inspirator Muhammad SAW
Kedua orang tuaku
Pak Agung (Om Prab)
Pak Suhartono, Pak Dedi Iskal, Pak Christy, Pak Mobin, Pak Heru, Pak Bambang
Pak Suparno, Pak Dedi Menzano, Bu Rusmini, Mas Dwi
Bu Chatarina, pak Yuwono, Pak Eko
Teman-teman JMMI
Teman-teman Teknik Geomatika
Pak Kusyairi, Mas Irfan (T. Kelautan 2007), Mas Dandi, Mas Tommi, Mas Erwin, Mas Irfan
Dan teman-teman yang tidak bisa kusebut. Lakukan yg terbaik

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best CD Rates