Selasa, 12 April 2011

Antara Realistis, Idealis, dan Perasaan

Menjadi diriku dengan segala kekurangan
Menjadi diriku atas kelebihanku
Terimalah aku seperti apa adanya
Aku hanya insan biasa yang tak mungkin sempurna
Pernah ku bangga atas yang apa yang ku punya
Setiap waktu kunikmati atas apa yang kumiliki

Menjadi diriku – edcoustic


Berawal dari suatu pertemuan awal yang insya Allah bertemu karena Allah, Mereka berusaha untuk merumuskan sesuatu, dimana kedepannya akan mereka laksanakan apapun resikonya, apapun halangannya, akan tetap mereka terjang. Istilahnya adalah kerjakan dan perbaiki sambil jalan. Bahkan mereka sudah membuat suatu janji, dimana mereka akan terus mengingatnya. Dengan keterbatasan ilmu yang ada, itu tidak membuat hati mereka menjadi kecil, bahkan dengan saling menguatkan, akhirnya mereka bisa bertahan.
Sempat tercetus suatu ketidak percayaan dimana ada salah satu diantara mereka bertanya, apakah benar, kita akan berada dijalan ini dan menuju janji-janji awal yang pernah terucap dan dituliskan secara implisit?? Tetapi, dengan sigap salah satu lagi menimpali dan berusaha untuk meyakininya bahwa kita bisa, kita mampu selama kita tetap bersama-sama menjalaninya, dan tentu saja saling memahami. Akhirnya pun keyakinan itu mulai menguat kembali dengan suatu harapan yang tinggi dan besar. Bahkan bisa dikatakan, tidak ada yang bisa menjatuhkan mereka selama pengaruh itu tidak dari internal. Bila eksternal mungkin masih bisa.
Dan itu terbukti, tidak ada yang tidak mudah tapi juga tidak ada yang tidak mungkin, semua perlu pengorbanan. Halangan dan rintangan seperti apapun dapat diatasi karena mereka sudah yakin, saling percaya dan saling menjaga. Tidak ada keraguan didalamnya, karena mereka memang benar-benar teruji. Meskipun terkadang kesalahpahaman terjadi diantara mereka, silang pendapat, atau kejenuhan, itu tidak membuat keyakinan mereka menjadi pudar, mereka yakin itu adalah suatu asam garam kehidupan yang akan berguna di esok hari. Bukankah itu salah satu proses dalam memahami karakter. Selain itu juga, bila tidak ada silang pendapat, bisa saja diantara mereka tidak terjadi komunikasi dengan baik. Karena orang yang tidak punya masalah merupakan suatu masalah. Istilahnya diambil yang baik saja, itulah yang bisa membuat kita menjadi rendah hati. Melihat hal-hal yang buruk sekalipun tapi bisa mengambil hikmahnya.
Akan tetapi, dengan bertambahnya ilmu disalah satunya, sedangkan dilain sisi orang yang lain terdapat penambahan imu juga. Sedikit demi sedikit, apa yang sudah diemban menjadi goyah. Tetapi sebenarnya, apa yang mereka cita-citakan itu belum terwujud, mereka masih menuju kearah sana. Dengan adanya kegoyahan, silang pendapat yang ada menjadi lebih hebat. Meskipun salah satunya masih menganggap ini sebagai salah satu proses pemahaman tapi dilain sisi jalan pikiran mereka sudah tidak bisa disatukan.
Mulailah timbul perasaan, mengapa hanya satu orang yang harus mengalah terus, mengapa mereka tidak mau memahami posisi yang lain, bagaimana dengan tujuan awal yang sudah jelas-jelas ditetapkan dari awal yang tanpa paksaan, akan tetap berada di jalan ini apapun yang terjadi. Bahkan ketika ditanyakan tentang kepastian, dijawabnya pun hanya untuk membuat mengambnag bahkan bila dilihat dari apa yang dijawab, terlihat jelas bahwa salah satu diantara mereka memang ingin keluar. Hal ini membuat yang lain seperti dihempaskan dari atas, dimana awalnya mereka terbang tinggi, semua halangan eksternal dapat dihadapi, tetapi tantangan internal ternyata lebih dalam dan dapat menggoyahkan hal yang sudah ada.
Saat ini, semua seperti mengambang, tidak ada kepastiian, hal yang dapat disarankan adalah, fokuslah pada apa yang sekarang dikerjakan, tidak usah memikirkan hal/mereka yang sudah ingin keluar. Karena dengan bertambahnya ilmu maka orang tersebut semakin paham tapi saying itu digunakan untuk semakin menolak. Meskipun katanya itu sakit, tapi sakit itu lebih baik sekarang daripada nanti. Tetapi apakah orang tersebut tidak memikirkan yang lainnya, yang awalnya orang lain itu yakin karena dia, tetapi apa yang diatakannya tidak diyakini olehnya.
Sehingga apa yang telah dibuat bersama, bersama untuk berjuang menjadi sia-sia, dan apakah akan dipersatukan lagi?? Sepertinya sulit, karena memang sudah sedikit berbeda tujuan. Bila terus dipaksakan, hal ini juga tidak baik, bila dibiarkan juga tidak baik.
Ada yang punya saran???

Memang semua sudah ditentukan oleh Allah melalui takdirnya, tapi bukannya Allah tidak akan merubah suatu kaum, sebelum kaum itu me

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best CD Rates