Sisi Lain "Kerjasama"

Anda aktivis di kampus…?
Atau anda adalah asisten salah satu laboratorium yang ada dijurusan Anda …
Renungkanlah ……………

Kita mencoba untuk mengingat-ingat hal yang telah lalu dahulu, setelah hamper 1-2 bulan pikiran ini istirahat dari hingar-bingar keadaan kampus maka sekarang adalah menyiapkan untuk melaksanakan apa-apa yang sudah direncanakan sekitar seminggu yang lalu dan tetap harus ada evaluasi.

Kawan, ingatkah kalian saat bersama-sama merumuskan suatu kegiatan. Dimana mulai dari awal seorang ketua departemen dan sekretarisnya membahas terkait apa saja kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mendukung visi yang telah diusung oleh lembaga tersebut. Dalam pembahasan ini pun memakan waktu yang cukup lama. Setelah berbagai macam bentuk kegiatan jadi dan dikumpulkan dalam suatu “proposal kegiatan tahunan” yang akan diserahkan kepada birokrasi, maka sebenarnya hal itu belum selesai, masih harus ada yang dikerjakan kembali.

“Mengonsep suatu kegiatan” adalah hal yang biasa dikalangan aktivis. Baik yang tingkat kampus, regional, nasional, bahkan internasional. Bahkan dalam hal konsep kegiatan, mahasiswa ITS sudah membahasnya di LKMM TD. Struktur panitia merupakan salah satu hal penting dari pelaksanan suatu kegiatan. Dari panitia tersebut akan mulai mengonsep, menjalankan, serta mengambil keputusan di setiap harinya hingga suatu laporan pertanggungjawaban selesai. Rapat-rapat demi rapat pun dijalankan dan menghasilkan suatu keputusan yang harus dijalankan dan tertunjuklah PJ (penanggungjawab).

Akan tetapi, apakah teman-teman tidak sadar, bahwa sesungguhnya dalam menjalankan keputusan hasil rapat, maka teman-teman menjalankan tugas secara pribadi. Sedangkan bila anggota yang lain membantu itu hanya sekedar membantu di tataran teknis, bukan di konsep/manajemen atau keputusan. Kita ambil contoh missal sie konsumsi, sie ini diberi tanggung jawab untuk mengurus segala konsumsi untuk suatu kegiatan. Sedang sie yang lain jug tidak mau tahu bagaimana konsumsi mendapatkan konsumsi, mengambil konsumsi. Sie yang lain hanya memberikan saran. Semua keputusan ada di tangan sie konsumsi. Begitu juga dengan sie-sie yang lain yang menjalankan tugasnya masing-masing secara masing-masing. Meskipun pada akhirnya dengan berjalannya masing-masing sie akan melancarkan kegiatan tersebut secara keseluruhan. Tetapi, iya kalau kegiatannya dianggap sukses, bila kegiatannya ada cacat. Sering kali kita menyalahkan PJ yang memegang peran tersebut tanpa ada kesadaran diri untuk menahan emosi sejenak.

Kawan,,,

Disinilah pentingnya berlomba-lomba dalam kebaikan. Jangan sampai batasan yang ada dalam pembagian tugas itu benar-benar membuat diri ini tidak mau tahu dengan kondisi yang lain. Kita memang bekerja bersama-sama dan merupakan hasil bersama untuk kepentingan bersama, akan tetapi, setiap yang kalian lakukan merupakan suatu pekerjaan yang bersifat pribadi serta kemanfaatannya untuk pribadi. Hasil bersama merupakan nilai tambah. Dan kita sebagai manusia yang berlomba untuk mencapai kebaikan tertinggi dihadapanNya, di hadapan Allah. Maka bantulah pekerjaan yang lain sebagai catatan amal ini. Sebagai nilai tambah untuk pribadi ini untuk memudahkan orang lain. Dan bila diri ini sadar akan adanya catatan amal kebaikan untuk dipertanggung jawabkan dihadapan Allah, maka akan tidak rela rasanya bila amanah ini diambil orang lain karena bila pekerjaan ini diambil orang lain, maka hilanglah sudah kesempatan diri kita untuk menyalurkan kemampuan, dan menunjukkan suatu kebaikan dihadapan Allah kelak.

Ingat kawan, walaupun kita bekerjasama dalam memperoleh sesuatu kebaikan. Tetapi Allah hanya akan menilai perilaku individu kita saat di jamaah tersebut. Apakah kita termasuk proaktif, atau hanya pasif saja menunggu giliran atau malah merelah kesempatan kita untuk berbuat baik diambil dan diserahkan ke orang lain. Hanya diri sendiri lah yang bisa menjawabnya