Jika Aktivis Dakwah dalam Kondisi TER...
Nothing EASY but NOTHING IMPOSSIBLE, karena Semua perlu PENGORBANAN
Inilah SEMANGAT ...
Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. (QS. Muhammad, 7) Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain (Al Insyiroh, 7) Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya (Al Baqarah, 286)
Selasa, 22 November 2011
Bola vs Islam, Emang Gue Pikirin
Garuda
di dadaku
Garuda
kebanggaanku
Ku
yakin hari ini pasti menang
Itulah yel2 yang kudengar
langsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno Senayan, tapi tunggu dulu, aku pun
tidak benar2 berada disana saat Indonesia melawan Malaysia di partai final
sepak bola SEA Games XXVI yang dimana Indonesia menjadi tuan rumah. Aku
mendengarnya hanya dari kotak ukuran 14” di Faruqi. Ada lagi suara cemoohan
ketika Malaysia menguasai bola ataupun saat pemain Malaysia melakukan
pelanggaran. Keadaan di GBK pun bila dilihat dari layar kaca sangat penuh
sekali. Stadion terbesar dan tertua di Indonesia yang awalnya berkapasitas
100ribu tempat duduk akhirnya menyusut menjadi 80ribu tempat duduk karena
direnovasi sekitar tahun 2007 untuk menghadapi Piala Asia. Meskipun jarak dari
rumahku yang di tangerang dan GBK hanya memerlukan waktu 2 jam (kalau di
Jakarta waktu 2 jam di perjalanan masih dikatakan normal, saking macetnya) tapi
aku belum pernah sekalipun menginjakkan kaki di daerah SUGBK itu, aku hanya
bolak-balik melewatinya, ya melewati jalan didepannya. Kalau ada pertandingan
final sepak bola yang melibatkan Indonesia, pasti daerah Senayan macet toatal,
bahkan 2 jam sebelum kick off dimulai.
Berbicara tentang Malaysia vs
Indonesia, mungkin bisa dibilang ini adalah pertandingan klasik apalagi bila
tentang sepak bola. Mungkin bisa di analogikan itu seperti El Clasico antara
Real Madrid dan Barcelona atau perang derby antara Inter Milan vs AC Milan,
atau yang sedang hangat sekarang itu Man United vs Man City dimana selalu menampilkan
partai yang panas, keras, dan penuh emosional. Tidak salah memang bila kedua
tim ngotot menampilkan yang terbaik dan berusaha untuk menang, tapi tentu saja
harus sportif. Final sepak bola antara Indonesia dengan Malaysia bisa dibilang
ini merupakan hiburan rakyat yang paling diminati, dimana saat mendekati hari
H, semua mata menuju kesana melupakan sejenak persoalan yang sebenarnya terjadi
di negeri ini, paling tidak sebagai pengalih perhatian agar tidak selalu stres.
Ganyang Malaysia adalah slogan bagaimana
supporter Indonesia sangat Fanatik terhadap timnas Garuda. Harimau Malaya
merupakan musuh yang harus dipermalukan dan musuh utama dibandingkan dengan tim
lainnya. Sehingga persoalan seperti carut marutnya kompetisi dalam negeri,
kebijakan yang diambil pengurus PSSi sekarang dan banyak peraturan yang
dilanggar menjadi “sedikit terlupakan”, mereka mengalihkannya kepada slogan
Ganyang Malaysia, penduduk Indonesia bersatu padu dengan sekuat tenaga sampai
tetes darah penghabisan untuk mendukung timnas garuda mengganyang Harimau
Malaya. Mereka sepaham, setujuan, untuk mgalahkan Malaysia.
Nah sekarang masuk pada intinya.
Di dalam Al Quran sudah
dituliskan bahwa Dajjal akan turun, dimana ciri-ciri dajjal pun sudah
dijelaskan. Melihat kondisi umat yang saat ini terpecah belah, banyaknya
harokah, berbedanya cara yang dilakukan bahkan sampai menjunjung tinggi
ashobiyah yang dianutnya, masalah yang bersifat cabang membuat Islam saat ini
sulit bersatu. Islam disibukkan dengan agenda-agenda internal yang menguras
tenaga hingga lupa musuh yang sebenarnya sudah mengintai. Bahkan dengan mudah,
musuh Islam mengadu domba dan musuh Islam sudah menyiapkan kedatangan dajjal.
Itulah mengapa (menurut saya) dajjal itu muncul, yak arena agar Islam itu
bersatu, agar Islam mempunyai Musuh bersama, agar Islam tahu bahwa musuh mereka
itu sama dan Islam harus bersama-sama untuk mengalahkannya. Sehingga mau tidak
mau Islam itu harus melupakan masalah internal dan dituntut untuk merekatkan
ukhuwah bersama dengan amal jama’I untuk menghancurkan dajjal. Umat islam saat
ini memerlukan pembanding yang sangat bertolak belakan dengan Islam dan
dijadikan musuh bersama untuk mengalahkannya. Sudah saatnya kita
1 .
Menunjukkan
kembali komitmen kita kepada Islam
2 .
Melupakan
perpecahan Internal
3 .
Menambah
pemahaman terhadap Islam
Atau kita menunggu datangnya
musuh bersama itu, baru kita Bersatu??
Nah sekarang yelnya ganti
Islam di dadaku
Islam kebanggaanku
Ku
yakin hari ini kita menang
Jumat, 18 November 2011
Wahai Ibuku
Tumpukan kertas tergelatak dihadapanku. Di kursi kayu ini
aku memikirkan apa yang harus dilakukan. Sebenarnya yang harus kulakukan itu
sudah aku list, sebagian sudah terlaksana, ada yang benar-benar selesai, ada
juga yang hanya sebagian kecil dan sebagian besar. Masalahnya tugas yang harus
kukerjakan baru kuselesaikan sebagian kecil, karena bahan yang kucari di mbah
google tidak sesuai dengan yang ada dalam gambaranku. Belum lagi undangan dari
Forsalma (Forum Silaturahmi Alumni TAMA), yang terus menghiasi layar 5233 ku.Ya
TAMA adalah rohis di SMA ku dulu, yang sudah membuatku seperti ini. Isinya
adalah undangan untuk sabtu dan ahad ini untuk mengisi di Ngawi. Apa aku
ketularan dengan virus yang namanya “galau” ya, sudah sering aku mendengar ini
dan melihatnya menjangkiti ke teman-temanku, mulai dari teman 1 angkatan, 1
jurusan, 1 lembaga organisasi, dan kayaknya sekrang menyerang aku. Aku menulis
ini pun untuk membuang rasa galau itu. Hitung-hitung waktuku tetap bermanfaat
meskipun sedang Galau.
Kebetulan saat ini adalah hari ulang tahun seorang perempuan/wanita/putri
yang sangat berpengaruh kepadaku. Yang sudah mengarahkan hidupku, yang sudah
membimbing dan menemaniku selama ini hingga tetes keringat terakhir. Ya dia
adalah Ibuku yang berulang tahun tepat ke 51 tahun. Selamat ulang tahun ya bu.
Semoga panjang umur dan selalu diberkahi oleh Allah SWT dan semoga juga cepat
dapat cucu (hehee, maksudnya apa ni). Ya kurang lebih begitulah isi pesan
singkatnya yang kukirim kepada beliau. Mohon maaf sekali ya bu hanya itu yang
bisa kuberikan dan hanya restumu yang mengantarkan aku hingga terus berjuang di
sini. Meskipun ada beberapa pemikiran yang kadang berbeda antara pemikiranku
dan ibu, Aku akan mencoba untuk memberikan pengertian kepada Ibu, agar kita
bisa mencapai tujuan akhir kita bersama, apalagi kalau bukan surgaNya.
Langsung saja setelah itu ibuku telpon ke 5233 milikku.
Assalamualaikum, ya bu?? Jawabku
Aku langsung saja diberondong dengan pertanyaan yang sering
kudengar
Le, gimana?disana sehat kan? Jangan sampai sakit
Makan yang teratur ya?
Sudah ikut les bahasa inggris belum? Itu penting lo untuk
TOEFL mu?
Gimana sekarang sudah nyususn-nyusun tugas akhir?
Sekarang sibuk apa? Masa tiap hari rapat terus?
Aku Cuma bisa mengatakan “iya bu, insya Allah”
Oh iya, aku juga buat puisi untuk Ibuku meskipun amatiran
Ibu aku disini karenamu
Aku disini karena perjuanganmu
Aku disini karena keringat dan kerja kerasmu
Meskipun kadang berseberangan pemikiran
Itu tidak akan menjadi halangan
Untuk terus berbakti
Maaf atas semua kesalahan
Hanya doa dan restu ibu yang kuharapkan
Seperti apapun ibu kita, beliau tetap ibu kita, kita harus tetap berbakti kepadanya dengan sesuai ajaran Islam. Seperti kisah salah seorang sahabat rasul ketika dia diancam oleh ibunya.
Anakku, kau memilih agamanya Muhammad atau mengikuti agama nenek moyangmu, bila kau memilih Muhammad, maka aku akan bunuh diri.
Dan dengan tegas sahabat rasul tersebut berkata. Wahai ibuku, meskipun engkau memiliki sembilan nyawa, aku akan tetap berada pada ajaran Islam ini tapi aku akan tetap menghargai dan berbakti kepadamu karena kau adalah ibuku.