Salah satu syarat datangnya keberkahan di dalam sebuah jamaah dakwah ialah ukhwah diantara para kader dakwahnya,
Bila mendengar kata rumah tangga, mungkin yg terlintas adalah internal dari suatu keluarga besar dimana yang boleh tahu hanya orang-orang didalamnya saja. Dan bila ditelusuri lebih dalam lagi, maka disana akan ada orang-orang yang harus mengonsep agar rumahtangga suatu keluarga tersebut lebih terasa nyaman. Ya memang begitulah secara garis besar program dakwah departemen ini kedepannya dan mengapa departemen ini diadakan oleh AHWA XXII. Secara mudahnya, departemen ini adalah gabungan dari divisi internal dari Departemen Hubungan Kelembagaan dan Tim Fundraising JMMI kepengurusan 2010-2011.
Meningkatkan kesejahteraan kader dan lembaga dengan penguatan ukhuwah dan finansial, Itulah visi departemen RUMAH TANGGA (RANGGA). Fundraising yang sebenarnya memiliki kemampuan sebagai salah satu nyawa dalam mengerjakan usaha mandiri dan professional masih belum terlalu berarti kemanfaatannya. Kepengurusan kemarin, fundraising bisa dibilang sebagai langkah awal untuk menuju kearah yang lebih baik asalkan orang didalamnya mempunyai manajemen yang baik dan sifat struggle. Saat ini sudah bukan saatnya lagi LDK hanya menjalankan program dakwahnya, tetapi juga harus bisa menghasilkan suatu bentuk jiwa kewirausahaan pada diri kader. Sedangkan kekeluargaan disini, memiliki tugas utama sebagai penyeimbang antar Departemen dan BSO (Badan Semi Otonom). Sifat saling peduli menjadi tugas besar yang diemban divisi ini. Yaitu bagaimana caranya agar semua elemen dan jajaran pengurus JMMI 2011-2012 merasa saling memiliki dan bertanggung jawab terhadap berjalannya dakwah yang ada di ITS.
Suatu terobosan baru yang digagas oleh AHWA XXII agar JMMI menjadi lebih dinamis, memang salah satu kendala dari departemen ini adalah, pertama, tidak ada transferan atau bahkan coret-coretan kecil yang digunakan sebagai pertimbangan kepengurusan saat ini dari kepengurusan sebelum-sebelumnya. Bandingkan dengan departemen lainnya yang sudah mempunyai branding, dari namanya suatu departemen saja, sudah terlihat tentang gambaran tugasnya. Bahkan terkadang terpikir bahwa departemen ini hanya sebagai pelengkap saja bukan sebagai terobosan baru yang memang terobosan itu harus diperhatikan. Kedua, dalam penentuan kadernya, sebagus apapun pemimpin yang ada di dalam departemen ini tapi tidak didukung dengan adanaya sumberdaya kader yang juga bagus, maka akan terlihat bahwa kedepannya fungsi yang ada di departemen ini hanya berjalan biasa-biasa saja. Dan sudah bisa dibayangkan ketika ada suatu yang baru tetapi suatu yang baru itu hanya bisa berjalan apa adanya, maka kedepannya fungsi ini tidak akan menjadi fokusan lagi di tahun selanjutnya.
Sesuai dengan dinamisasi yang sudah dijelaskan sebelumnya, akan lebih baik bila fungsi yang ada di departemen ini berjalan dengan maksimal, ketika suatu yang baru ini menunjukkan gebrakannya, maka insya Allah kedepannya akan diberikan jalan yang lapang. Analoginya adalah, ketika seorang Lionel Messi dimana masih berusia muda dan mampu menyejajarkan namanya melalui gol-golnya dengan striker pendahulu yang ada di Barcelona, maka Messi akan sangat cepat terkenal dan diperhatikan. Atau ketika wayne rooney dimainkan untuk pertama kali di liga Champions, dia langsung memberikan tiga gol untuk MU. Mungkin situasinya akan berbeda ketika Rooney dan Messi yang digadang-gadang menjadi fokusan banyak mengalami cedera dan tidak menunjukkan taringnya. Atau lagi seorang Bilal bin Rabah yang hanya seorang budak awalnya tapi akhirbya dengan keteguhan iman beliau, beliau menjadi sahabat Rasul yang akan masuk surga.
Semoga dengan bekal QS Muhammad ayat 7, Fungsi departemen ini akan berjalan dengan maksimal dan tidak ada perbedaan antar lini. Baik dari kader, branding ataupun hal yang lainnya. Ingat, ketika suatu yang baru menunjukkan taringnya maka kedepannya fungsi ini akan menjadi fokusan, begitu juga sebaliknya.